Kisah Mr Sjafruddin dan Kuliah Prof Eggens
Sejarah Hukum:

Kisah Mr Sjafruddin dan Kuliah Prof Eggens

“Segala perbuatan dan pekerjaan kita harus didasarkan pada kejujuran”

Ash/Mys
Bacaan 2 Menit

 

Artikel Sjafruddin membuat geger Rechtshogeschool. Senat Guru Besar dipimpin Prof Zeylemaker sampai harus mendesaknya meminta maaf.  Namun Sjafruddin enggan meminta maaf lebih dahulu sebelum Eggens melakukan hal serupa kepada bangsa Indonesia.

 

Sjafruddin memang menamatkan kuliah hukumnya. Setelah lulus, ia bekerja di Departemen Keuangan, dan pada mulanya ditempatkan di kantor inspeksi pajak di Kediri. Pada masa pendudukan Jepang ia menjadi kepala kantor inspeksi pajak di Bandung. Kariernya cepat menanjak hingga pernah diangkat menjadi menteri.

 

Selama menjalani karir sebagai pegawai negeri dan politikus, Sjafruddin dikenal sebagai orang yang jujur dan punya prinsip yang kuat. George Mc Kahin (Cornell University) menyebutnya sebagai orang yang mempunyai kejujuran yang sangat tinggi, solid integrity. Pandangan tentang perlunya kejujuran pernah disampaikan Sjafruddin saat berpidato pada rapat umum di kota kecil Padang Japang, Suliki, 50 Kota, Sumatera Barat, --masa-masa akhir Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. “Kita mendapati banyak di tengah-tengah masyarakat kita, banyak orang-orang yang mengatakan dia berani, padahal sebenarnya dia penakut”.

 

Sjafruddin melanjutkan, “dalam kalangan politik dan pertahanan, kejujuran adalah nomor satu. Segala perbuatan dan pekerjaan kita harus didasarkan pada kejujuran” (dikutip dari berbagai sumber).

Tags: