Luncurkan 3 Paket Obat Isoman Gratis, Presiden Minta Distribusi Diawasi Secara Ketat
Terbaru

Luncurkan 3 Paket Obat Isoman Gratis, Presiden Minta Distribusi Diawasi Secara Ketat

Tiga jenis paket obat akan dibagikan untuk dikonsumsi pasien isoman selama tujuh hari dan tidak diperjualbelikan. Distribusi paket obat itu akan diawasi oleh kesehatan Kodam, kodim, koramil dan babinsa.

Oleh:
Agus Sahbani
Bacaan 3 Menit

“Saya minta agar dilakukan pengawasan yang ketat di lapangan agar program ini betul-betul bisa maksimal mengurangi risiko karena Covid-19 dan membantu pengobatan warga yang menderita Covid-19.” tegasnya.

Presiden juga mengingatkan agar program ini tidak mengganggu ketersediaan obat esensial terapi Covid-19 di apotek ataupun di rumah sakit. Ia juga menegaskan bahwa paket isoman gratis untuk rakyat ini tidak untuk diperjualbelikan. “Ketiga paket obat isolasi mandiri ini tidak diperjualbelikan,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, hadir juga secara langsung empat orang perwakilan penerima Paket Obat Isoman Gratis untuk Rakyat. Keempat orang tersebut adalah Sigit Triwidodo yang mewakili Sumarno, penerima Paket 3; Satria Abdi Surya, mewakili penerima Paket 2; Oki Oktaviani dan Martini, mewakili penerima Paket 1.

Dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan cara bagaimana masyarakat dapat mengakses paket obat dan vitamin gratis tersebut. "Untuk mendapatkannya, sesuai prosedur puskesmas, atau bidan desa akan melakukan triase membagi apakah mereka OTG, ODG (Orang Dengan Gejala) ringan, sedang atau berat, sehingga data tersebut sudah dimiliki bidan desa atau puskesmas," kata Hadi.

Sedangkan untuk mencegah kebocoran pendistribusian obat, Hadi Tjahjanto menjelaskan distribusi akan diawasi oleh kesehatan Kodam, kodim, koramil, dan babinsa. "Ini juga akan didampingi oleh petugas puskesmas maupun bidan desa yang memiliki daftar siapa yang sedang isoman. Pembagian akan disesuaikan dengan data yang dimiliki puskesmas dengan persyaratan yang sudah ditentukan puskesmas," lanjutnya.

Menurut Hadi, penyimpanan obat akan dilakukan di kantor kodim karena harus ada pengawasan, pendataan dan pencatatan keluar masuk obat. "Saya imbau kepada masyarakat yang ada di desa, RT, RW apabila memang ingin mendapat obat tersebut silakan menyampaikan ke bidan desa, kemudian petugas-petugas puskesmas setelah datanya ada maka babinsa akan memberikan paket obat tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dan diantar dengan pendampingan bidan desa maupun petugas-petugas puskesmas," katanya.

Tags:

Berita Terkait