Luncurkan 3 Paket Obat Isoman Gratis, Presiden Minta Distribusi Diawasi Secara Ketat
Terbaru

Luncurkan 3 Paket Obat Isoman Gratis, Presiden Minta Distribusi Diawasi Secara Ketat

Tiga jenis paket obat akan dibagikan untuk dikonsumsi pasien isoman selama tujuh hari dan tidak diperjualbelikan. Distribusi paket obat itu akan diawasi oleh kesehatan Kodam, kodim, koramil dan babinsa.

Agus Sahbani
Bacaan 3 Menit
Presiden usai peluncuran Paket Obat Isoman Gratis di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (15/07/2021). Foto: setkab.go.id
Presiden usai peluncuran Paket Obat Isoman Gratis di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (15/07/2021). Foto: setkab.go.id

Seiring kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pemerintah terus berupaya meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19, diantaranya melalui pemberian bantuan sosial dan bantuan paket obat terapi Covid-19. Sejalan dengan itu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meluncurkan Paket Obat Isolasi Mandiri (Isoma) Gratis untuk Rakyat.

“Dalam rangka mengurangi laju penularan Covid-19, kebijakan PPKM Darurat tidak terhindarkan. Pemerintah terus bekerja keras untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak. Karena itu, pemerintah memberi bantuan mulai hari ini berupa bantuan bahan pokok, sembako, lewat PKH [Program Keluarga Harapan] dan lewat Bantuan Sosial Tunai, serta bantuan paket vitamin dan obat-obatan,” ujar Presiden usai peluncuran di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (15/07/2021) seperti dikutip laman setkab.go.id.

Presiden menjelaskan paket vitamin dan obat terapi Covid-19 ini akan dibagikan di wilayah-wilayah yang berisiko terutama untuk hasil PCR (polymerase chain reaction) positif. “Untuk tahap sekarang ini yang akan dibagikan adalah 300 ribu paket untuk yang melakukan isolasi mandiri di Pulau Jawa dan Bali. Kemudian akan dilanjutkan dengan 300 ribu paket lagi untuk yang di luar Jawa,” kata Presiden.

Terdapat tiga jenis paket yang akan dibagikan untuk dikonsumsi pasien isoman selama tujuh hari. Pertama, Paket 1, untuk pasien OTG (Orang Tanpa Gejala), berupa vitamin. Kedua, Paket 2 untuk pasien bergejala demam dan hilang indra penciuman atau anosmia, berupa vitamin dan obat.

“Paket dua berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan kehilangan penciuman. Untuk paket ini membutuhkan konsultasi dan resep dokter, ini terutama nanti dokter puskesmas,” kata Jokowi. (Baca Juga: Ketua DPR: VGR Tak Boleh Hilangkan Hak Rakyat Peroleh Vaksin Gratis)

Ketiga, Paket 3 untuk pasien bergejala demam dan batuk berupa vitamin dan obat. “Terakhir, Paket 3, berisi vitamin dan obat untuk warga dengan PCR positif disertai keluhan panas dan batuk kering. Paket ini juga membutuhkan konsultasi dan resep dari dokter,” lanjutnya.

Lebih lanjut Kepala Negara mengungkapkan bahwa paket obat terapi untuk pasien isoman ini diproduksi oleh BUMN yang bergerak di bidang farmasi. Sementara, pendistribusiannya akan dikoordinasikan oleh Panglima TNI bekerja sama dengan pemerintah daerah sampai pemerintah desa dan juga melibatkan puskesmas, babinsa, dan pengurus RT-RW.

“Saya minta agar dilakukan pengawasan yang ketat di lapangan agar program ini betul-betul bisa maksimal mengurangi risiko karena Covid-19 dan membantu pengobatan warga yang menderita Covid-19.” tegasnya.

Presiden juga mengingatkan agar program ini tidak mengganggu ketersediaan obat esensial terapi Covid-19 di apotek ataupun di rumah sakit. Ia juga menegaskan bahwa paket isoman gratis untuk rakyat ini tidak untuk diperjualbelikan. “Ketiga paket obat isolasi mandiri ini tidak diperjualbelikan,” tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, hadir juga secara langsung empat orang perwakilan penerima Paket Obat Isoman Gratis untuk Rakyat. Keempat orang tersebut adalah Sigit Triwidodo yang mewakili Sumarno, penerima Paket 3; Satria Abdi Surya, mewakili penerima Paket 2; Oki Oktaviani dan Martini, mewakili penerima Paket 1.

Dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan cara bagaimana masyarakat dapat mengakses paket obat dan vitamin gratis tersebut. "Untuk mendapatkannya, sesuai prosedur puskesmas, atau bidan desa akan melakukan triase membagi apakah mereka OTG, ODG (Orang Dengan Gejala) ringan, sedang atau berat, sehingga data tersebut sudah dimiliki bidan desa atau puskesmas," kata Hadi.

Sedangkan untuk mencegah kebocoran pendistribusian obat, Hadi Tjahjanto menjelaskan distribusi akan diawasi oleh kesehatan Kodam, kodim, koramil, dan babinsa. "Ini juga akan didampingi oleh petugas puskesmas maupun bidan desa yang memiliki daftar siapa yang sedang isoman. Pembagian akan disesuaikan dengan data yang dimiliki puskesmas dengan persyaratan yang sudah ditentukan puskesmas," lanjutnya.

Menurut Hadi, penyimpanan obat akan dilakukan di kantor kodim karena harus ada pengawasan, pendataan dan pencatatan keluar masuk obat. "Saya imbau kepada masyarakat yang ada di desa, RT, RW apabila memang ingin mendapat obat tersebut silakan menyampaikan ke bidan desa, kemudian petugas-petugas puskesmas setelah datanya ada maka babinsa akan memberikan paket obat tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dan diantar dengan pendampingan bidan desa maupun petugas-petugas puskesmas," katanya.

Tags:

Berita Terkait