Mengatasi Kompleksitas Kelemahan Sistem Proporsional Terbuka
Terbaru

Mengatasi Kompleksitas Kelemahan Sistem Proporsional Terbuka

Mulai caleg yang diusung harus merepresentasikan derajat kedekatan warga dengan partai, hingga memiliki mekanisme kontrol dana politik dan kampanye yang digunakan oleh kader-kadernya.

Oleh:
Rofiq Hidayat
Bacaan 3 Menit
Foto ilustrasi pemilu: RES
Foto ilustrasi pemilu: RES

Secara resmi delapan fraksi partai politik (parpol) yang memiliki kursi di parlemen menolak keras penerapan pemilu dengan sistem proporsional tertutup. Sebaliknya mempertahankan sistem proporsional terbuka menjadi jalan yang harus dipilih di tengah rangkaian tahapan pemilihan umum (Pemilu) 2024 yang sudah berjalan. Namun, ada sejumlah persoalan dalam sistem proporsional terbuka yang cukup kompleks.

Dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/1/2023), Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Khairunnisa Nur Agustyati mengatakan sistem proporsional terbuka memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun terkait persoalan sistem proroporsional terbuka yang kompleks dapat diatasi dengan beberapa hal.

Pertama, pada Pemilu 2019 menggunakan sistem proporsional terbuka. Masalahnya surat suara terlampau banyak menjadi kompleks karena menggabungkan 5 pemilu dalam satu hari. Makanya, belajar dari penyelenggaran 2019 lalu, Pemilu 2024 mendatang tak perlu menggabungkan semua pemilu dalam satu hari.

Baca Juga:

Kedua, peruntukan jumlah calon anggota legislatif (Caleg) pada daerah pemilihan (dapil). Saat ini peserta Pemilu 2024 terdapat 18 partai dan 8 partai lokal Aceh, sehingga secara total jumlah parpol peserta Pemilu 2024. Dengan 18 partai nasional yang berlaga di Pemilu 2024 bila dari dapil terdapat 10 caleg misalnya, maka kebutuhan kertas suara semakin besar. Untuk itu, kata dia, dapil penting untuk disederhanakan. Dia menyarankan paling banyak antara 6 sampai 8 dapil.

Ketiga, memanfaatkan digitalisasi. Menurutnya, berdasarkan pengalaman terdahulu, banyaknya caleg yang tidak dikenal pemilih. Ironisnya, pemilih pun sulit mendapat informasi tentang caleg secara personal. Tapi saat ini di era digital dan media sosial, siapapun yang bakal maju dalam kontestasi caleg dapat dikenal dengan mudah mencari informasi.

“Tentu medsos jadi chanel yang efektif hari ini, dia mudah, gratis dan cepat menyebarkan info cepat. Itu jadi metode kampanye yang efektif apalagi bagi mereka yang terbatas finansial dan di medsos bisa berinteraksi langsung,” lanjutnya.

Tags:

Berita Terkait