Mengenal Ciri Situs Artikel Ilmiah Hukum Bodong dan Predator
Terbaru

Mengenal Ciri Situs Artikel Ilmiah Hukum Bodong dan Predator

Jurnal predator bisa menurunkan kualitas tulisan dan kredibilitas penulis atau peneliti sehingga wajib dihindari.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit
Kukuh Tejomurti selaku Pegiat dan pengelola jurnal Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (FH UNS). Foto: WIL
Kukuh Tejomurti selaku Pegiat dan pengelola jurnal Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (FH UNS). Foto: WIL

Pempublikasian artikel ilmiah ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan. Setelah artikel ilmiah selesai ditulis, selanjutnya dibutuhkan wahana publikasi untuk menerbitkan artikel yang sudah dibuat tersebut.

Namun, kini semakin banyak jurnal-jurnal predator yang kian cerdas menipu para akademisi yang menerbitkan artikel ilmiahnya. Jurnal predator akan membuat artikel ilmiah yang diurus publikasinya tidak kunjung masuk ke database yang bereputasi. Tidak jarang, artikel dalam jurnal ilmiah tidak benar-benar dipublikasikan sehingga hasil kerja keras peneliti dalam menyusun artikel ilmiah tidak membuahkan hasil.

Predatory journals itu dia meminta bayaran padahal mayoritas jurnal hukum tidak meminta bayaran. Tapi persoalannya beberapa jurnal yang sangat bagus seperti Journal of Law and Economics meminta submission fee,’’ ujar Kukuh Tejomurti selaku Pegiat dan pengelola jurnal Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (FH UNS) dalam coaching clinic jurnal internasional, Senin (12/2).

Baca Juga:

Meski tidak semua yang meminta bayaran adalah jurnal predator, tapi jurnal predator sudah pasti meminta bayaran, kata Kukuh. Jurnal predator umumnya berbentuk situs yang menawarkan jasa publikasi. Sekilas hal ini normal, karena setiap penerbit jurnal akan menghadirkan banyak penawaran menarik. Tapi tidak semua penerbit jurnal adalah penerbit kredibel dan terpercaya.

Jika peneliti menjumpai biaya publikasi yang kelewat murah maka wajib curiga dan begitu juga sebaliknya. Sebaiknya, peneliti mengetahui berapa biaya normal untuk proses publikasi jurnal agar terindeks di database bereputasi. Kukuh memberikan sejumlah tips bagi peneliti yang akan mempublikasikan artikel ilmiahnya ke sebuah jurnal agar terhindar dari jurnal predator yang saat ini marak ditemukan.

“Peneliti perlu mencurigai proses yang sangat cepat, seperti publikasi yang hanya beberapa hari sampai beberapa minggu dari pengiriman artikel. Hal ini membuat tidak jelas publication date-nya kapan artikel diterima dan diterbitkan,’’ kata Kukuh.

Tags:

Berita Terkait