Mengupas Potensi Masuknya Kartel Hingga Terjadi Kenaikan Harga
Utama

Mengupas Potensi Masuknya Kartel Hingga Terjadi Kenaikan Harga

Dengan mengetahui penyebab mahalnya logistik maka akan dipahami struktur permasalahannya, sehingga masalah kenaikan harga bisa selesai sampai ke akar-akarnya.

Oleh:
Hamalatul Qur'ani
Bacaan 2 Menit

 

Pengangkutan melalui darat justru dianggapnya lebih memakan biaya mahal ketimbang laut, mengingat faktor kepadatan jalanan yang tidak mendukung, terlebih resiko berhari-harinya perjalanan juga dapat mengakibatkan rusaknya logistik yang diantar. Beda sekali dengan buah impor yang diantar ribuan ton menggunakan kapal besar dengan fasilitas memadai seperti penyesuaian suhu agar kualitas logistik tetap terjaga, ditambah lalu lintas yang tak sepadat jalur darat.

 

Jika pembenahan yang dilakukan pemerintah untuk menangani hal itu adalah melalui pembangunan tol laut, ia menilai hal itu kurang tepat sasaran. Mengingat tol laut disebutnya tak akan mempengaruhi ongkos logistik secara signifikan. “Karena tol laut itu tidak mengubah sistem dari darat ke laut. Tetap sajalogistik yang diantar lewat laut itu-itu aja,” tukasnya.

 

Akan tetapi, penelusuran soal penyebab kenaikan harga tak bisa berhenti di situ dan tak bisa ditafsirkan hanya karena rendahnya angka pengantaran logistik melalui jalur laut. Buktinya, katanya, Ambon yang notabene pengantaran logistiknya juga menggunakan jalur laut namun harga logistik di sana juga tetap mahal.

 

Ternyata, faktor di balik itu juga diakibatkan lantaran jadwal kapal yang tidak teratur, ukuran pelabuhan yang kecil sehingga hanya kapal-kapal kecil dengan muatan sedikit yang dapat merapat di pelabuhan. Efeknya, Perusahaan-perusahaan di Ambon harus menyetok inventori dalam jumlah besar. Parahnya, dalam kondisi musim yang sedang buruk, maka ongkos akan dinaikkan agar tidak terjadi kelangkaan, itulah yang mengakibatkan harga naik.

 

“Kalau sudah begitu siapa yang nanggung? Ya konsumen. Nilai barangnya sebetulnya kecil, tapi nilai jasanya yang bikin besar,” tukasnya.

 

Sekalipun demikian, Faisal juga mengakui per2018 ini terjadi kenaikan Logistic Performance Index (LPI) Indonesia dari ranking ke 63 dunia menjadi rangking ke 46. Tetapi hal itu tak boleh membuat lengah, mengingat Vietnam, Thailand dan Negara tetangga lainnya juga mengalami perbaikan yang lebih cepat ketimbang Indonesia. Jadi, sarannya, Indonesia sepatutnya tak hanya sekedar lebih baik namun soal kecepatan juga harus bisa lebih tinggi ketimbang Negara-negara lain.

 

“Dengan kita tahu penyebab mahalnya logistik, maka kita akan paham struktur permasalahannya. Sehingga kita bisa menyelesaikan masalah kenaikan harga ini sampai ke akar-akarnya,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait