Paradigma dalam Arbitrase di Indonesia: Win-Lose atau Win-Win/Lose-Lose?
Kolom

Paradigma dalam Arbitrase di Indonesia: Win-Lose atau Win-Win/Lose-Lose?

Indikator utama kemenangan dalam arbitrase adalah diterimanya argumen yang disusun, baik sebagai pemohon atau termohon, oleh majelis arbitrase atau arbiter tunggal.

Kolase Muhamad Dzadit Taqwa (kiri) dan Anangga W. Roosdiono (kanan). Foto: Istimewa
Kolase Muhamad Dzadit Taqwa (kiri) dan Anangga W. Roosdiono (kanan). Foto: Istimewa

Apa paradigma dalam arbitrase? Dalam tulisan ini, paradigma yang dimaksud merujuk kepada titik akhir yang diharapkan sehingga mempengaruhi mindset dalam arbitrase: win-win, win-lose, atau lose-lose. Pada umumnya, sebagian besar akademisi maupun praktisi menganggap win-lose atau zero-sum game sebagai paradigma dalam arbitrase. Pilihannya adalah “saya menang atau saya kalah”.

Sebagai catatan tambahan, kami sendiri pernah direvisi oleh peer-review dalam suatu jurnal hukum nasional bahwa arbitrase seharusnya berparadigma win-lose, secara mutlak. Paradigma selain win-lose untuk diterapkan dalam arbitrase merupakan pandangan yang keliru. Tepatkah pandangan demikian?

Mendudukkan kembali persoalan paradigmatis ini memiliki implikasi yang holistik terhadap keseluruhan proses arbitrase. Setidak-tidaknya, terdapat ada 3 pihak: satu pihak arbiter dan dua pihak lainnya yang bersengketa secara berhadap-hadapan. Ketika menjalankan proses arbitrase, semua pihak tersebut harus memiliki kesamaan paradigma terlebih dahulu agar terjadi linieritas dalam ekspektasi dan proses mencapai ekspektasi tersebut. Bedanya paradigma dari salah satu pihak saja menyebabkan tidak linearnya ekspektasi sehingga proses dijalankan tidak dalam satu asumsi. Linieritas ekspektasi ini akan berpengaruh terhadap efektivitas dan efisiensi dari proses arbitrase.

Baca juga:

Membedakan Win-Win dari Win-Lose

Pembedaan keduanya dapat dimulai dengan melihat dua kata yang membentuknya, yaitu win (menang) dan lose (kalah); dua kata yang sangat sering dan umum digunakan dalam interaksi sehari-hari. Merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia, terdapat enam definisi dari menang, yaitu:

  1. dapat mengalahkan (musuh, lawan, saingan); unggul;
  2. meraih (mendapat) hasil (perolehan) karena dapat mengalahkan lawan (saingan);
  3. lulus (dalam ujian);
  4. mendapat hadiah (dalam undian, sayembara, dan sebagainya);
  5. dapat melebihi; lebih dari;
  6. dinyatakan benar (dalam perkara)

Sementara itu, kalah diartikan sebagai situasi kebalikan dari menang atau situasi seorang atau lebih subjek yang tidak bisa menyamai, kurang dari, tidak sebesar, atau tidak sekuat. Definisi kedua term tersebut secara kebahasaan menggambarkan suatu konteks adanya perbandingan dua subjek atau lebih yang sedang bersaing untuk mendapatkan suatu hasil. Tidak ada situasi yang dikatakan sebagai “menang” apabila tidak ada subjek yang berada dalam situasi “kalah”.

Tags:

Berita Terkait