Pentingnya Memperkuat Regulasi Terkait Pinjaman Online
Berita

Pentingnya Memperkuat Regulasi Terkait Pinjaman Online

Terdapat berbagai permasalahan pinjaman online yang dialami oleh masyarakat sebagai konsumen.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 5 Menit

Salah satu opsi yang dapat dilakukan untuk memitigasi risiko kredit antara lain pemanfaatan asuransi dan mekanisme penjaminan untuk melindungi pemberi pinjaman dari kemungkinan gagal bayar kredit. Kami yakin bahwa inisiatif pelaku industri untuk memitigasi risiko kredit dengan tepat dapat menjadi nilai tambah yang penting bagi pemberi pinjaman untuk berinvestasi di platform fintech lending,” jelas Riswinandi.

Menurutnya, ketersediaan informasi profil risiko kredit peminjam tentunya sangat penting untuk menentukan tingkat risiko kredit yang sesuai dan tingkat suku bunga yang ideal untuk peminjam tertentu. Riswinandi juga mengingatkan risiko serangan siber yang meningkat karena Badan Keamanan Siber Nasional (BSSN) mencatat terdapat 495 juta serangan siber pada tahun 2020, yang hampir tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan jumlah serangan siber pada tahun 2019.  Selain itu, beberapa pelaku e-commerce dan fintech juga pernah mengalami kasus. kebocoran data konsumen sepanjang tahun 2020. 17.

Oleh karena itu, kami ingin mendorong semua pelaku industri fintech lending untuk mempersiapkan dan menerapkan strategi manajemen risiko yang komprehensif untuk mengatasi meningkatnya eksposur risiko teknologi dan dunia maya. Dari perspektif regulasi, kami sedang menyelesaikan proses untuk mengeluarkan regulasi baru terkait risiko teknologi informasi untuk mengatasi masalah keamanan siber di industri keuangan nonbank,” jelas Riswinandi.

Selain risiko kredit dan cyber, Riswinandi mengatakan investor cenderung lebih berhati-hati untuk memberikan tambahan dana kepada para pelaku industri fintech. Meskipun nilai pendanaan sepanjang tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan tahun 2019, namun sebagian besar disalurkan untuk pendanaan tahap akhir kepada mereka yang memiliki peluang usaha yang lebih mapan. Kondisi ini dianggap menjadi tantangan bagi perusahaan fintech lending untuk meningkatkan kinerja keuangannya.

Sebagai bagian dari upaya mengembangkan industri fintech lending yang sehat dan berdaya saing, saat ini OJK masih menerapkan kebijakan moratorium pendaftaran fintech lending baru. Riswinandi juga berharap sinergi para pemangku kepentingan untuk meningkatkan kerangka regulasi dan pengawasan industri fintech lending menciptakan industri yang lebih baik yang dapat tumbuh secara berkelanjutan dan berkontribusi lebih banyak bagi perekonomian secara keseluruhan.

 Kami berharap para pemain yang terdaftar saat ini dapat memanfaatkan sepenuhnya kebijakan ini untuk mempersiapkan diri memperoleh izin usaha dari OJK. Dari sudut pandang kami, penerapan persyaratan perizinan tunggal merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk mencegah terjadinya arbitrase regulasi, baik di dalam industri fintech lending maupun dengan industri jasa keuangan sektor lainnya,” jelasnya.  

 

Tags:

Berita Terkait