Rendah, Kualitas Pemerintah Mengelola Lingkungan Hidup
Berita

Rendah, Kualitas Pemerintah Mengelola Lingkungan Hidup

Pembangunan jadi tak bersahabat bagi lingkungan dan membahayakan manusia.

INU
Bacaan 2 Menit
Emil Salim sampaikan kritik pada IKLH 2012. Foto : SGP
Emil Salim sampaikan kritik pada IKLH 2012. Foto : SGP

Kinerja pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup masih lemah. Hal itu menyebabkan kualitas lingkungan hidup ikut menjadi rendah dan memunculkan beragam masalah. Ada banyak kendala sebagai sebab mulai dari sisi regulasi, kelembagaan, anggaran, dan penegakan hukum.

Demikian laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI) tahun 2012 oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Laporan itu tertuang dalam buku SLHI Tematik 2012 dan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) 2012 oleh KLH yang dipaparkan dalam acara bedah buku tersebut di Jakarta, Rabu (3/7).

Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas KLH, Henry Bastaman mengutarakan, “IKLH Indonesia pada 2012 mencapai 64,21 dilihat dari kualitas udara, air, dan tutupan hutan.”

IKLH kurang berada pada rentang nilai 58-66. IKLH cukup, baik, dan sangat baik masing-masing (66-74), (74-82), dan (82-90).

Diuraikan Henry, dari 243 kabupaten/kota yang dipantau, polusi udara akibat asap kendaraan bermotor (NOx) makin meningkat seiring pertambahan kendaraan bermotor. Berbeda halnya dengan polusi udara akibat asap pabrik (SOx) yang mengalami penurunan.

Kualitas air dinilai juga mengkhawatirkan. Kesimpulan itu diambil setelah meneliti 52 sungai di 33 provinsi. Persentase mutu air tercermar berat di sungai-sungai tersebut, berdasarkan PP No.82 Tahun 2001 mencapai 75,2 persen atau turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 82 persen.

Mengenai luas tutupan hutan, secara garis besar terjadi penurunan. Dari luas 104 juta hektare (ha) lebih pada 2000, tersisa pada 2011 sekitar 97 juta ha saja. Meski demikian terjadi penurunan laju deforestasi pada kurun 2009-2011 yang hanya 0,3 persen di kawasan hutan dan 0,12 persen pada kawasan nonhutan. Tercatat, laju deforestasi terbesar terjadi di periode 1996-2000 yaitu 2,83 persen pada kawasan hutan dan 0,68 persen pada kawasan nonhutan.

Tags:

Berita Terkait