Bukan rahasia lagi, pekerjaan sebagai lawyer menuntut seseorang untuk siap dalam menghadapi berbagai tekanan dan tenggat waktu yang ketat. Tak heran, bila profesi ini menjadi salah satu profesi yang tergolong rentan mengalami burnout (stres).
“Sepanjang berkarier, memang harus pintar-pintar menjaga semangat. Saya tidak punya formula khusus untuk itu, tapi secara law firm, para partner mencoba untuk mendukung teman-teman kami di sini bagaimana menjaga semangat itu (dan tidak burnout),” ujar Partner dari Walalangi & Partners in association with Nishimura & Asahi, Jeanne Donauw saat berbincang dengan Hukumonline, Selasa (14/11/2023).
Partner Walalangi & Partners in association with Nishimura & Asahi, Jeanne Donauw saat berbincang dengan Hukumonline.
Baca Juga:
- HHR Lawyers Umumkan Luthfi I. Putera sebagai Partner Baru
- GHP Law Firm Sambut Dhanny Jauhar Sebagai Of Counsel
Salah satu langkah dasar yang ditanamkan Walalangi & Partners adalah perihal kultur firma hukum yang suportif. “Misalnya, bagaimana dia (lawyer) dirangkul dan merasa nyaman bekerja. Seseorang kalau merasa merasa tidak aman atau tidak nyaman, maka sangat mungkin terkena stres,” kata dia.
Untuk menanamkan kultur yang 'merangkul’ ini, menurutnya, memerlukan peran penting para pemimpin baik di kantor maupun di tim terkait. Kultur di firma hukum yang profesional, tapi suportif seperti ini dapat mendorong produktivitas dalam bekerja.
Tak hanya itu, kultur yang telah tercipta di firma hukum tersebut diharapkan juga akan dapat menjadi nilai-nilai yang dipegang oleh calon-calon pemimpin berikutnya yang bakal meneruskan “warisan” corporate culture itu. Selain itu, untuk membantu menciptakan suasana kerja yang kondusif, Walalangi & Partners juga mengedepankan kerendahan hati dalam bersikap dan berkomunikasi diantara para lawyersnya.