Simak, 6 Poin Pedoman Pelaksanaan THR Tahun 2022
Utama

Simak, 6 Poin Pedoman Pelaksanaan THR Tahun 2022

Buruh yang berhak menerima THR harus mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus atau lebih.

Oleh:
Ady Thea DA
Bacaan 3 Menit
Ilustrasi: BAS
Ilustrasi: BAS

Lebaran semakin dekat, salah satu kewajiban pemberi kerja yang harus ditunaikan sebelum hari raya keagamaan adalah pembayaran tunjangan hari raya (THR) keagamaan untuk buruh. Pemerintah telah menerbitkan panduan bagi buruh di seluruh Indonesia dalam pelaksanaan kebijakan pembayaran THR. Panduan itu tertuang dalam Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan No.M/1/HK.04/IV/2022 tentang Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan Tahun 2022 Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

Edaran yang diterbitkan 6 April 2022 itu mengatur pemberian THR bagi pekerja/buruh merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya keagamaan.

“Berdasarkan PP No.36 Tahun 2021 tentang Pengupahan juncto Permenaker No.6 Tahun 2016 tentang THR Keagamaan bagi pekerja/buruh di Perusahaan, pemberian THR keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha kepada pekerja/buruh,” begitu kutipan paragraf pertama surat edaran ini.

Baca:

Edaran yang diteken Menaker Ida Fauziyah itu menekankan 6 poin dalam pelaksanaan pembayaran THR tahun 2022. Pertama, THR diberikan kepada pekerja/buruh dengan masa kerja 1 bulan secara terus-menerus atau lebih. Baik itu melalui perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) atau perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT).

Kedua, soal besaran THR, bagi buruh yang memiliki masa kerja 12 bulan atau lebih mendapatkan 1 bulan upah. Bagi buruh yang masa kerjanya 1 bulan, tapi kurang dari 12 bulan, pemberian THR dihitung secara proporsional dengan rumus masa kerja per 12 dikali 1 bulan upah.

Ketiga, penghitungan besaran THR bagi buruh dengan perjanjian kerja harian lepas yakni bagi buruh dengan masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan. Bagi yang memiliki masa kerja kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima setiap bulan selama masa kerja.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait