Sri Mamudji: Jadi Pustakawan Hukum itu Menyenangkan
Profil

Sri Mamudji: Jadi Pustakawan Hukum itu Menyenangkan

Menjadi pustakawan hukum adalah pekerjaan yang menyenangkan. Begitulah pernyataan bernada optimisme dari Sri Mamudji. Seorang pustakawan bisa mengetahui lebih dahulu informasi dan perkembangan ilmu hukum. Sebab, untuk menentukan klasifikasi, seorang pustakawan harus membaca buku tersebut meskiun tak seluruh isinya.

CR-9
Bacaan 2 Menit

 

 

 

Bagaimana ceritanya Anda mengambil gelar magister perpustakaan hukum?

Dulu, Daniel S. Lev datang ke Indonesia menawarkan beasiswa Master Lawlib di Amerika Serikat, walaupun yang dibayari hanya tution fee-nya saja. Kebetulan satu-satunya calon adalah saya. Lalu saya juga direkomendasikan Prof Mardjono Reksodiputro ke Ford Foundation untuk dapat sponsor biaya hidup di sana. Alhamdulillah, dapatlah belajar ke sana.

 

 

 

 

 

Anda kok bisa tertarik?

 

 

Sebenarnya dulu ketika ujian masuk ui, saya milih tiga. Hukum, psikologi, dan ilmu perpustakaan JIP. Dari dulu saya memang sudah punya keinginan juga mendalami ilmu perpustakaan. Namun saya malah diterima di Fakultas Hukum.  

 

Begitu lulus tahun 1975, saya jadi asisten Prof Prajudi Atmosudirdjo untuk mengajar mata kuliah Hukum Administrasi Negara. Kemudian saya juga diminta Dekan FH UI (saat itu) Bu SJ Hanifa membantu di perpustakaan. Tugas pertama saya adalah mencatat kembali semua koleksi yang ada di perpustakaan, satu persatu. Yah, namanya juga anak baru, hehehe...

 

Kemudian saya dapat kesempatan kursus untuk petugas perpustakaan di lingkungan UI selama tiga bulan. Habis itu dikirim Prof Mardjono kursus sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum di Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN).

 

Lalu tahun 1977 saya dapat kesempatan short course ke Georgia Technology Atlanta Amerika Serikat. Ini program dari Depdiknas dengan sponsor USAID, untuk kursus perpustakaan selama empat bulan dari Juni - Oktober. Begitu ulang ke Indonesia, saya jadi wakil kepala perpustakaan. Baru tahun 1980 saya dapat beasiswa S2 ke Seattle, di University of washington, Seattle.

 

 

 

Bedanya apa dengan kuliah ilmu perpustakaan?

S2 ilmu perpustakaan itu disebut master of librarianship. Kreditnya 60. Tapi yang latarbelakang hukum, master of law librarianship kreditnya cuma 45. Kuliahnya ada yang sama, tapi kita ada kuliah tambahan yang khusus hukum. Misalnya metode penelusuran dan penelitian hukum.

 

 

 

 

 

Kesulitan pengelolaan perpustakaan hukum selama ini?

Kesulitannya dana. Ini klise, tapi sangat berpengaruh. Bahkan bukan hanya dialami perpustakaan hukum, tapi juga perpustakaan yang lebih umum.  Saya pernah jadi kepala perpustakaan UI selama tujuh  tahun. Masalahnya dana juga. Pengaruhnya ke banyak hal, ya pengadaan buku, ya perbaikan fasilitas perpustakaan.

Tags: