Tantangan Menyeimbangkan Peran Lawyer Perempuan di Kantor Hukum
Women in Law Stories

Tantangan Menyeimbangkan Peran Lawyer Perempuan di Kantor Hukum

Pertama, time management atau manajemen waktu yang tertata. Kedua, memiliki support system yang baik. Dan yang ketiga, quality over quantity.

Oleh:
Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit

Padahal, pada kenyataannya tidak demikian, karena sudah banyak sekali perempuan yang berkarier di bidang hukum dan menjadi leader dalam bidangnya. Bahkan, di HMM terdapat partner perempuan yang lebih banyak dibanding laki-laki, ini menjadi bukti kesempatan yang ada sama.

“Saya tidak memungkiri perempuan juga memiliki peranan yang sangat penting di keluarganya. Ada satu frasa yang menyatakan, ‘al ummu madrasatul ula’, artinya ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dari situ saya tidak menutup mata bahwa apabila seorang lawyer perempuan sudah berkeluarga, dia memiliki tantangan bagaimana menyeimbangkan peranan dia dalam keluarganya maupun dalam kehidupan pekerjaannya.”

Menurutnya, terdapat tiga hal yang dapat dilakukan sebagai solusi terbaik dalam menjawab tantangan itu. Pertama, time management atau manajemen waktu yang tertata. Kedua, memiliki support system yang baik. Hal ini dimaksudkan dengan adanya team work yang bagus sehingga bisa membantu dalam memanajemen waktu. Ketiga, quality over quantity. Sebab kualitas kebersamaan yang dihabiskan untuk keluarga harus dapat dimaksimalkan.

Being a lawyer is not everyone's cup of tea. Jadi kita harus memiliki passion to become a partner, harus memiliki visi misi yang jelas. Kedua, kita harus stand out, harus menonjol dan memberikan additional value di setiap pekerjaan. Ketiga, manner matters. Karena saya percaya bahwa your attitude will determine your future. Jadi jangan takut untuk perempuan-perempuan di (luar) sana, jika ingin berkarier menjadi partner di satu kantor hukum. We look forward to welcoming you in our firm,” katanya.

Tags:

Berita Terkait