Teknologi sebagai Kawan atau Lawan?
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2023

Teknologi sebagai Kawan atau Lawan?

Christine menyakini bahwa meski dalam era disruptif ini, the future is not set, yet it is becoming more exciting and multiple doors may open for everybody who genuinely strives, even within its fluidity.

Tim Hukumonline
Bacaan 3 Menit

Ada beberapa skill (terutama yang perlu human-touch) yang pada dasarnya sulit untuk tergantikan. Misalnya fleksibilitas dalam bernegosiasi dan penyampaian advis atau structuring transaction yang applicable pada keadaan serta keperluan klien.

Oleh karena itu, kekhawatiran akan tergantinya profesi pengacara dengan artificial intelligent (AI) untuk saat ini cenderung rendah. Sebaliknya, Christine merasa bahwa dengan teknologi praktis dan kemudahan untuk dapat mengakses luas nya informasi, terus dapat memotivasi para wanita calon penerus bangsa untuk tidak takut terjun berkarier di dunia hukum.

Ditambah, Christine meyakini bahwa kehadiran teknologi tentu saja sangat perlu diapresiasi dan terus dikembangkan, sehingga dalam dunia lawyering pun kehidupan work-life balance menjadi suatu hal yang semakin realistis untuk diciptakan. Sebab, work-life balance adalah salah satu nilai kunci bagi Christine untuk dapat perform lebih baik dalam menjalani keseharian sebagai pengacara. Pemanfaatan teknologi yang ada pun telah terbukti meningkatkan efektivitas pekerjaan sehari-hari.

“Saya sendiri menyakini bahwa meski dalam era disruptif ini, the future is not set, yet it is becoming more exciting and multiple doors may open for everybody who genuinely strives, even within its fluidity”, begitulah penutup kata dari Christine untuk seluruh pembaca setia Hukumonline.

Tags: