Tidak Ada yang Instan dari 42 Tahun Karier Hukum Frans Hendra Winarta
Practice Wisdom

Tidak Ada yang Instan dari 42 Tahun Karier Hukum Frans Hendra Winarta

Dinamis dan adaptif, tapi konsisten dengan tujuan. Berkiprah nasional hingga internasional, tapi bahagia dengan gaya hidup lokal.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 8 Menit
Frans Hendra Winarta. Foto: RES
Frans Hendra Winarta. Foto: RES

Awak Hukumonline melakukan kesalahan besar saat memenuhi janji temu dengan Frans Hendra Winarta, Selasa (30/1/2024) kemarin. Alih-alih datang ke kantornya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, reporter Hukumonline justru mengarah ke kantor cabangnya di Tangerang. Waktu tersisa 30 menit jelang janji temu di pukul 14.00 WIB saat kesalahan ini disadari.

Ketar-ketir hati reporter yang sadar betul telah bersalah kepada advokat dan arbiter berusia 80 tahun yang sudah lebih dari 42 tahun berpraktik hukum. Apalagi, janji temu ini dengan baik hati diluangkan Frans usai sidang arbitrase yang ia hadiri. Pesan teks singkat permohonan maaf segera dikirim dengan informasi akan tiba terlambat hingga 30 menit. Frans langsung merespon dengan menelepon.

“Saya kan bilang di Kelapa Gading, kenapa bisa sampai ke sana?” terdengar suara Frans di sambungan telepon. Nada suaranya terdengar tinggi, reporter Hukumonline pasrah mengira sedang dimarahi. Namun, sekejap kemudian terdengar kalimat lanjutan dengan nada khas kebapakan, “Hati-hati di jalan ya”.

Tepat 14.35 WIB reporter Hukumonline sudah berada di ruang rapat kantor Frans. Deretan piagam, trofi, dan medali penghargaan serta foto menghiasi ruangan itu. Meja rapat panjang berada tepat di tengah ruangan. Letak kantor Frans di kawasan Rumah Toko (Ruko) yang terlihat lebih tepat disebut kompleks perkantoran. Terpampang plang besar Law Firm Frans Winarta & Partners-Winarta IP Practice pada tiga blok Ruko berlantai tiga yang dijadikan satu. Kantor Frans Winarta & Partners (FWP) sangat mudah ditemukan di kompleks Ruko itu.

Hukumonline.com

Tidak lama kemudian Frans memasuki ruang rapat. Di luar dugaan, Frans masuk dengan senyum lebar. Ia mengulangi kata-katanya di telepon, “Kenapa bisa sampai ke sana?”. Nada suaranya sama tingginya dengan saat terdengar di telepon. Bedanya kali ini ekspresi wajahnya terlihat jelas. Frans mengucapkannya sambil tersenyum bahkan terlihat sedikit tertawa. Matanya yang sipit bahkan terlihat makin menyipit. Nada tingginya kini terdengar jelas khas Sunda, kini teringat pula Frans lahir dan tumbuh besar di Bandung.

Barulah reporter Hukumonline paham sepenuhnya makna suara bernada tinggi diiringi ucapan “hati-hati di jalan” saat menerima teleponnya tadi. Rupanya Frans sedang tulus menertawakan kelakuan ceroboh reporter Hukumonline dan mendoakan dengan tulus, seperti Bapak kepada anaknya.

Hari itu Frans mengenakan kemeja batik lengan panjang dengan warna dasar hitam serta pantalon hitam. Wajah Tionghoa pria bernama asli Tan Hian Wie itu tidak terlihat ada kerutan yang lazim di usianya. Terlihat giginya berbaris rapi dan putih dari balik senyumnya. Suaranya pun energik.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait