Tingginya Inflasi Perlambat Pemulihan Perekonomian Dalam Negeri
Terbaru

Tingginya Inflasi Perlambat Pemulihan Perekonomian Dalam Negeri

Terdapat faktor eksternal. Umumnya, inflasi daerah dipicu akibat kurangnya ketersediaan stok pangan. Perlu memperkuat kerja sama antar daerah.

Rofiq Hidayat
Bacaan 3 Menit

Baginya, inflasi bakal diprediksi terus merangkak tinggi dipandang dari aspek domestik. Dengan demikian, inflasi dimungkinkan dapat mencapai angka 6,27 persen di penghujung 2022. Menurutnya, di tanah air, liburan tahun baru 2013, dan Natal bakal diprediksi mendorong inflasi.

Menurutnya, tingginya inflasi berdampak terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikan menjadi tantangan bagi banyak negara-negara di dunia. Dia menilai Bank Dunia telah menurunkan proyeksi pertumbuhan China dan Asia pada umumnya. Begitu pula perang Rusia-Ukraina masih berlanjut. Tapi Faisal menilai masih terdapat peluang perekonomian Indonesia tumbuh di tengah berbagai tantangan global.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyoroti ketersediaan sektor pangan. Menurutnya, sektor pangan amat menentukan dalam pengedalian inflasi. Dia beralasan umumnya inflasi daerah dipicu akibat kurangnya ketersediaan stok pangan.

Eko berpendapat perluasan kerja sama antar daerah dan optimasilisasi sektor distribusi amatlah penting dilakukan. Kendati demikian, tak semua daerah memiliki kapasitas produksi pangan yang mumpuni. Masalahnya, kata Eko, transaksi pangan antara daerah penghasil dengan daerah-daerah yang bukan penghasil ini masih terbatas.

“karena jauhnya jarak ataupun terbatasnya jumlah pedagang antar daerah dan antar pulau yang menjadi faktor pengungkit transaksi antar daerah,” imbuhnya.

Dia menyarankan agar daerah yang memiliki kemampuan produksi pangan dapat memaksimalkan produksi pangan. Seperti daerah berprestasi yang mendapat hadiah dari pemerintah pusat. Langkah tersebut dinilai akan mampu membantu pemerintah daerah menurunkan angka inflasi di daerahnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berpendapat, keberhasilan menekan angka inflasi volatile food menjadi faktor penurunan tingkat inflasi. Airlangga berjanji bakal terus mengawasi pergerakan harga komoditas pangan. Setidaknya agar dapat antisipasi bila terjadi lonjakan harga, serta menjaga rantai pasok terutama komoditas pangan.

Menurutnya, pemerintah pusat melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) bakal terus memperkuat koordinasi maupun sinergi program kebijakan dalam menstabilisasi harga dan memperluas kerja sama antar daerah dalam menjaga ketersediaan suplai komoditas.

Tags:

Berita Terkait