Ragam penipuan investasi marak terjadi di media sosial. Media sosial hadir seolah menjadi peluang bagi para oknum sebagai wadah untuk memperlancar aksi penipuan. Penyebab terjadinya penipuan investasi salah satunya adalah kemudahan para penipu membuat aplikasi dan menawarkannya di media sosial.
Penipuan investasi ini tidak hanya datang dari dalam negeri, namun juga dari luar negeri yang dapat dikendalikan dari dalam negeri dan diakses oleh masyarakat Indonesia. Media sosial saat ini menjadi pusat bertukar informasi yang banyak digunakan oleh masyarakat sehingga menjadi kesempatan bagi para penipu untuk melancarkan aksinya.
Penggunaan media sosial yang masif dilihat sebagai ladang baru bagi penipu untuk menarik para korban. Penipuan investasi merasa aman menggunakan media sosial lantaran mereka tidak perlu bertatap langsung dengan korban, sehingga informasi dan risiko yang diterima pelaku sedikit terlindungi karena tidak adanya interaksi secara langsung.
Penipuan yang banyak ditemui di media sosial adalah robot trading. Robot trading merupakan sistem perdagangan otomatis yang memungkinkan para trader untuk melakukan otomatisasi dalam perdagangan, baik dalam hal jual maupun beli.
Baca:
- Penipuan Investasi Tanda Lemahnya Literasi Keuangan Masyarakat
- Ragam Modus Pencucian Uang dari Investasi Ilegal
- Peran Tanda Tangan Elektronik dalam Transaksi Bank Digital
Penawaran trading menjanjikan penghasilan atau bagi hasil di media sosial. Para penipu biasanya membungkus produk mereka semenarik mungkin dengan iklan yang bagus. Iming-imingnya tidak logis dan menggunakan influencer sebagai contoh dari keberhasilan investasi.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengatakan, sasaran dari penipu investasi di media sosial adalah masyarakat yang minim pengetahuan mengenai investasi kripto.