Hamzah Haz, Wakil Presiden RI Baru
Berita

Hamzah Haz, Wakil Presiden RI Baru

Indonesia akhirnya mempunyai wakil presiden yang baru. Setelah melalui proses pemilihan yang alot, Drs. H. Hamzah Haz terpilih untuk mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai wakil presiden.

Zae/APr
Bacaan 2 Menit
Hamzah Haz, Wakil Presiden RI Baru
Hukumonline

Proses pemilihan wakil presiden putaran ketiga dimulai sekitar 09.30 Para wakil rakyat di MPR memutuskan siapa wakil presiden terpilih dari dua kandidat yang mendapat suara terbanyak pada proses pemilihan putaran kedua, yaitu Hamzah Haz dan Akbar Tandjung. Hasilnya, Hamzah Haz lah yang akhirnya mendapat suara terbanyak.

Komposisi suara hasil proses pemilihan putaran ketiga adalah sebagai berikut: kandidat dari PPP Hamzah Haz memperoleh 340 suara, sedangkan kandidat dari Partai Golkar berselisih 103 suara. Akbar hanya mendapat 237 suara. Sementara 29 suara menyatakan abstain, dan 4 suara dinyatak tidak sah.

Jika dibandingkan dengan jumlah total pemilih sebesar 610 suara, maka jumlah suara yang didapat oleh Hamzah Haz adalah 55,7 persen. Dengan demikian, sesuai ketentuan yang terdapat dalam TAP MPR No. VI/MPR/1999 yang menyatakan bahwa wakil presiden terpilih harus mendapat suara separuh lebih dari jumlah pemilih, Hamzah Haz berhak untuk menduduki jabatan wakil presiden RI.

Pernyataan resmi tentang terpilihnya Hamzah dinyatakan sendiri oleh Ketua MPR Amien Rais sesaat seusai proses pemilihan. "Karena Hamzah Haz mendapatkan suara lebih dari separuh, maka sesuai Pasal 14 Tap MPR No. VI/MPR/1999 Hamzah Haz dinyatakan sebagai wakil presiden terpilih," ujar Amien yang disambut sorak-sorai anggota MPR lainnya.

Janji Hamzah

Dalam wawancara singkat yang disiarkan TVRI sebelum proses pemilihan ini, kedua kandidat sama-sama yakin akan memenangkan pemilihan ini. Hamzah, dengan pengalaman kemenangannya dalan dua proses pemilihan sebelumnya, menyatakan bahwa dirinya yakin akan mendapatkan kursi wakil presiden ini.

Menanggapi  kemungkinan F-PDIP, partai asal Presiden Megawati, akan memilih Partai Golkar yang mempunyai kekuatan besar dalam pemilu, Hamzah menyatakan bahwa hal itu mungkin saja terjadi. Namun menurutnya, eksesnya pun akan besar. Maksudnya, jika suatu saat partai besar yang digandengnya tidak sejalan, maka PDIP akan kehilangan suara yang besar pula.

Lain halnya jika yang digandeng adalah partai kecil dalam jumlah banyak. Menurut Hamzah, jika satu partai kecil berlainan pendapat, suara yang hilang tidak akan terlalu mempengaruhi. "Masih akan ada partai-partai kecil lain yang akan mendukung," ujar Ketua Umum PPP ini.

Halaman Selanjutnya:
Tags: