Ini Peran Akuntansi Forensik Dalam Pembuktian Fraud di Pengadilan
Utama

Ini Peran Akuntansi Forensik Dalam Pembuktian Fraud di Pengadilan

​​​​​​​Pola kerja akuntan forensik lebih spesifik, yakni menentukan apakah fraud benar-benar terjadi, siapa saja pihak yang terlibat dalam kasus itu, berapa jumlah kerugian yang dihasilkan, keuntungan apa yang terjadi atas kasus tersebut dan sebagainya.

Oleh:
Hamalatul Qur'ani
Bacaan 2 Menit
Kolase: Resa Topobroto (kiri) dan Sudimin Mina (kanan). Foto: RES
Kolase: Resa Topobroto (kiri) dan Sudimin Mina (kanan). Foto: RES

Hasil audit akuntansi forensik dijadikan bukti ke pengadilan sebetulnya sudah dilakukan sejak abad ke-18 di Kanada, Persisnya dalam kasus Meyer vs Sefton (1817). Kasus itu diketahui merupakan kali pertama seorang akuntan forensik dimintai keterangan sebagai ahli di Pengadilan, mengingat sifat pembuktian yang begitu kompleks. Yang paling terkenal, pelibatan bukti akuntansi forensik yang digunakan untuk mengungkap skandal dunia hitam dalam kasus Al Capone di Chicago (1931).

 

Seiring berkembangnya berbagai model fraud, untuk bisa membuktikan kecurangan dalam laporan keuangan maupun penyimpangan aset perusahaan tak bisa lagi hanya bergantung pada angka-angka yang tersaji dalam laporan keuangan. Dibutuhkan upaya-upaya untuk mengetahui ‘apa’ yang ada di balik angka-angka itu.

 

Perkembangan terkini, diungkapkan oleh Director of software asset management & compliance Microsoft Indonesia, Sudimin Mina, bahwa kini ada jenis fraud yang terjadi karena perkembangan teknologi. Sehingga teknik untuk membongkar kecurangan itu tak lagi bisa sekadar menggunakan teknik lama. Menurutnya, teknologi perlu dilawan dengan teknologi pula. Kecanggihan teknik akuntansi forensik ikut berkembang karenanya, sehingga tak heran bila pengembangan cyber security gencar dilakukan.

 

“Orang yang melakukan kecurangan juga berevolusi dengan teknologi, perlawanannya juga harus berevolusi dengan teknologi,” ujarnya dalam workshop Hukumonline bertajuk “Peran Akuntansi Forensik terkait Kepatuhan, Fraud, Investigasi Internal dan Litigation Support (Angkatan Kedua)”, Kamis (11/7).

 

Namun perlawanan menggunakan teknologi hanya satu bagian dari banyaknya variable dalam menguasai teknik dan skema fraud dalam akuntansi forensik. Lebih jelasnya, akuntansi forensik merupakan ilmu akuntansi yang digunakan untuk supporting proses hukum, mengingat di dalamnya ada informasi yang sifatnya debatable dan sifat penelusurannya investigatif. Outputnya, hasil temuan akuntan forensik bisa dijadikan sebagai alat pembuktian di pengadilan.

 

“Dalam bisnis, untuk membuktikan fraud jelas butuh analisis dan investigasi laporan perusahaan, dan ujung dari suatu proses investigasi adalah pengadilan,” katanya.

 

Baca:

Tags:

Berita Terkait