Teguh Arifiyadi, S.H., M.H.

Indonesia Cyber Law Community (ICLC)

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"><em>Source code </em>termasuk dalam program komputer yang termasuk ke dalam ciptaan yang dilindungi. Meskipun tidak bersifat wajib dicatatkan, mengingat rentannya <em>source code </em>untuk diduplikasi, ada baiknya jika pencipta atau pemegang hak cipta <em>source code</em> mencatatkannya ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia atas karyanya tersebut. Dengan demikian, dalam hal terjadi sengketa di pengadilan, bukti ciptaan terdaftar dapat digunakan sebagai dasar pembuktian kepemilikan hak cipta tersebut.</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Terkait antisipasi perlindungan <em>source code</em> di lingkungan internal perusahaan, dalam konteks legal kami menyarankan agar Anda sebagai pemilik perusahaan membuat <em>Non-Disclosure Agreement </em>(NDA) atau perjanjian yang mengatur pembatasan bahkan larangan bagi karyawan Anda untuk men-<em>disclose</em> informasi penting milik perusahaan (termasuk <em>source code</em>).</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">&nbsp;</div>

<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda klik ulasan di bawah ini.</div>


Tips Menjaga <i>Source Code</i> Program Milik Perusahaan

<td style="background-color:#cc99ff; width:467.5pt">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Jika terdapat perbedaan antara hasil cetak dengan versi digitalnya, tentu hakim yang paling berwenang menentukan apakah bukti yang ditampilkan dapat dijadikan dasar pertimbangan putusan.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Dalam kasus pornografi melalui layanan internet, penyidik seharusnya tidak hanya meng-<em>copy</em> konten pornografi dalam bentuk <em>screenshot</em> pada aplikasi/browser yang ditampilkan laman Facebook. Idealnya Penyidik menggunakan bantuan Ahli <em>Digital Forensic</em> untuk mengakuisisi data pada <em>storage</em> komputer atau perangkat elektronik yang diduga digunakan oleh pelaku.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
</td>

Kekuatan Pembuktian <i>Screenshot</i> Laman Konten Pornografi

<td style="background-color:#cc99ff; width:467.5pt">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Secara normatif, perbuatan membuat dan mengirim foto “bugil” atau foto pornografi<u> </u>melalui layanan <em>Multimedia Message Service</em> (MMS) berdasarkan Pasal 4 ayat (1) jo. Pasal 29 <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/28607/nprt/1011/uu-no-44-tahun-2008-pornografi" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi</a> dan Pasal 27 ayat (1) jo. Pasal 45 ayat (1) <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/27912/nprt/1011/uu-no-11-tahun-2008-informasi-dan-transaksi-elektronik" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik</a> dan perubahannya dapat dikategorikan <strong>sebagai perbuatan pidana</strong>.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Dapat atau tidaknya dipidana, hal ini ditentukan pada proses hukum mulai dari penyelidikan, penyidikan bahkan pada proses pembuktian di persidangan sampai dengan putusan hakim.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Mengenai saran hukum terkait <em>recovery</em> <em>file</em> foto pribadi di HP, silakan baca ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
</td>

<i>Recovery File</i> Foto Pribadi di HP dan Masalah Hukumnya

<td style="background-color:#cc99ff; width:467.5pt">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Ada 2 (dua) langkah yang dapat diambil dalam penanganan kasus penyebaran video bermuatan asusila, yaitu:</div>
<ol>
<li style="text-align:justify">
<div>Sebagai langkah awal Anda dapat mengadukan orang tersebut melalui laman <a href="https://www.aduankonten.id/" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Aduan Konten</a> dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Anda harus mendaftarkan diri sebagai pelapor terlebih dahulu dengan mengisi beberapa kolom isian. Aduan yang dikirim harus ada URL/link, <em>screenshot t</em>tampilan serta alasannya. Semua laporan yang masuk dan memenuhi syarat (terdapat link/url, <em>screenshot </em>dan alasannya) akan diproses/ditindaklanjuti;</div>
</li>
<li style="text-align:justify">
<div>Kemudian kami juga menyarankan agar Anda melaporkan kejadian tersebut kepada penyidik <em>cyber crime</em> POLRI atau melaporkan langsung ke penyidik pada Sub Direktorat Penyidikan Direktorat Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika. Anda akan diminta membuat laporan kejadian disertai dengan bukti awal. Jika bukti awal dirasa sudah mencukupi, maka penyidik akan meneruskannya pada tahap penyidikan. Kerahasiaan identitas Anda, jika Anda meminta, sesuai kode etik penyidikan akan dijamin oleh instansi penyidik bersangkutan.</div>
</li>
</ol>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Apa ancaman pidana bagi orang yang menyebarkan konten pronografi? Penjelasan lebih lanjut, silakan baca ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
</td>

Prosedur Penanganan Kasus Penyebaran Video Bermuatan Asusila

<td style="background-color:#cc99ff; width:467.5pt">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjual yang berdagang secara <em>online</em>, bisa dipidana jika melakukan penipuan. Pelaku penipuan dapat dijerat dengan Pasal 378 <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4c7b7fd88a8c3/node/38/wetboek-van-strafrecht-%28wvs%29-kitab-undang-undang-hukum-pidana-%28kuhp%29" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Kitab Undang-Undang Hukum Pidana</a>, akan tetapi dapat juga dijerat dengan Pasal 28 ayat (1) <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/27912/nprt/1011/uu-no-11-tahun-2008-informasi-dan-transaksi-elektronik" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik</a> sebagaimana telah diubah oleh <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt584a7363785c8/nprt/57/undang-undang-nomor-19-tahun-2016" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik</a> apabila penipuan dilakukan secara <em>online</em>.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Bagimana langkah hukum yang dapat dilakukan oleh korban? Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
</td>

Cara Penyidik Melacak Pelaku Penipuan dalam Jual Beli <i>Online</i>

<td style="background-color:#cc99ff; width:467.5pt">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Untuk menilai apakah pengelola <em>shared hosting </em>dapat dikenakan pasal-pasal sebagaimana tersebut diatur dalam <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/27912/nprt/1011/uu-no-11-tahun-2008-informasi-dan-transaksi-elektronik" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik</a> (“UU ITE”) dan perubahannya, harus dilihat terlebih dahulu unsur-unsur perbuatan dari pasal-pasal tersebut, apakah terpenuhi atau tidak.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Sebagai ilustrasi, seorang pemilik hotel tidak dapat dimintakan pertanggungjawaban jika pengunjungnya melakukan perbuatan pidana di dalam kamar hotel dan tidak juga dapat dimintakan pertanggungjawaban jika ada seseorang yang meletakkan obat terlarang di kamar hotel tersebut. Terkecuali pemilik/pengelola hotel mengetahui adanya pidana tersebut, namun tidak melaporkan atau bahkan memiliki niat untuk memfasilitasi terjadinya pidana di dalam hotel tersebut.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
</td>

Wajibkah Pengelola <i>Shared Hosting</i> Bertanggungjawab Bila Ada Konten Negatif?

<td style="background-color:#cc99ff; width:467.5pt">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Perbuatan mantan suami Anda yang menyebarkan foto privasi (foto telanjang) Anda berupa dokumen cetak secara hukum dapat dipidana berdasarkan delik tentang kejahatan terhadap kesusilaan sebagaimana diatur dalam Pasal 282 ayat (1) <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4c7b7fd88a8c3/node/38" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Kitab Undang-Undang Hukum Pidana</a>. <span style="color:#222222">Selain itu</span> juga dapat dijerat menggunakan Pasal 27 ayat (1) jo. Pasal 45 ayat (1) <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/27912/nprt/1011/undangundang-nomor-11-tahun-2008" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik</a> (“UU ITE”) sebagaimana telah diubah dengan <a href="https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt584a7363785c8/nprt/57/undang-undang-nomor-19-tahun-2016" style="color:#0563c1; text-decoration:underline" target="_blank" title="Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 - PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK">Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik</a> (“UU 19/2016”) apabila dikirim melalui media elektronik. Alternatif lain juga dapat menggunakan Pasal 4 ayat (1) jo. Pasal 29 <a href="http://hukumonline.com/pusatdata/detail/28607/node/1011/uu-no-44-tahun-2008-pornografi" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi</a>.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Sedangkan, untuk teror sebagaimana yang Anda maksud, jika teror (baik berbentuk informasi/dokumen elektronik maupun hasil cetaknya) tersebut diasumsikan mengandung ancaman kekerasan atau menakut-nakuti, maka perbuatan tersebut dapat dijerat berdasarkan Pasal 29 jo. Pasal 45B UU ITE dan perubahannya.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
</td>

Ingin Memperkarakan Mantan Suami Karena Teror SMS

<td style="background-color:#cc99ff; width:467.5pt">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Pemberian “Like” dalam status Facebook, berdasarkan pendekatan teori penggolongan tindak pidana, <strong>tidak dapat dipidana.</strong></div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Pemberi like tidak dapat digolongkan pada empat golongan yang dapat dipidana yaitu pelaku (<em>pleger</em>), menyuruh melakukan (<em>doenpleger</em>), turut serta (<em>medepleger</em>) dan penganjur (<em>uitlokker</em>).</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
</td>

Memberikan <i>'Like'</i> di Facebook, Bisakah Dipidana?

<td style="background-color:#cc99ff; width:467.5pt">
<div style="text-align:justify"> </div>
<div style="text-align:justify">Penghinaan atau pencemaran nama baik melalui status <em>Facebook </em>memenuhi unsur Pasal 27 ayat (3) <a href="http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/27912/nprt/1011/uu-no-11-tahun-2008-informasi-dan-transaksi-elektronik" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik</a> (“UU ITE”) jo. Pasal 45 ayat (3) <a href="http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt584a7363785c8/nprt/57/undang-undang-nomor-19-tahun-2016" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik</a> yaitu “membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik”, sehingga termasuk perbuatan pidana.</div>
<div style="text-align:justify"> </div>
<div style="text-align:justify">Langkah untuk memproses hukum delik penghinaan melalui jejaring sosial seperti <em>Facebook </em>pada dasarnya sama dengan langkah untuk memproses hukum suatu delik penghinaan pada umumnya.</div>
<div style="text-align:justify"> </div>
<div style="text-align:justify">Anda bisa datang langsung dan membuat laporan kejadian ke Kepolisian terdekat, atau jika Anda berada di wilayah Jakarta, Anda bisa membuat laporan kejadian pada Subdirektorat Penyidikan Direktorat Keamanan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika.</div>
<div style="text-align:justify"> </div>
<div style="text-align:justify">Selain itu, korban penghinaan juga dapat menuntut secara pidana terhadap perbuatan penghinaan/pencemaran nama baik melalui status <em>Facebook</em>, dengan cara sebagai berikut:</div>
<ol>
<li style="text-align:justify">
<div>Orang yang merasa haknya dilanggar atau melalui kuasa hukum, datang langsung membuat laporan kejadian kepada penyidik POLRI pada unit/bagian <em>Cybercrime </em>atau kepada penyidik PPNS (Pejabat Pegawai Negeri Sipil) pada Sub Direktorat Penyidikan dan Penindakan, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selanjutnya, penyidik akan melakukan penyelidikan yang dapat dilanjutkan dengan proses penyidikan atas kasus bersangkutan Hukum Acara Pidana dan ketentuan dalam UU ITE.</div>
</li>
<li style="text-align:justify">
<div>Setelah proses penyidikan selesai, maka berkas perkara oleh penyidik akan dilimpahkan kepada penuntut umum untuk dilakukan penuntutan di muka pengadilan. Apabila yang melakukan penyidikan adalah PPNS, maka hasil penyidikannya disampaikan kepada penuntut umum melalui penyidik POLRI.</div>
</li>
</ol>
<div style="text-align:justify"> </div>
<div style="text-align:justify">Apa langkah alternatif lainnya? Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="text-align:justify"> </div>
</td>

Jika Pelaku Telah Menghapus Status Facebook Berisi Penghinaan 

<td style="background-color:#cc99ff; width:467.5pt">
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Perekaman atau “merekam” dalam UU ITE sebagaimana penjelasan Pasal 31 ayat (1) <a href="http://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt584a7363785c8/nprt/57/undang-undang-nomor-19-tahun-2016" style="color:#0563c1; text-decoration:underline">Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik</a> (“UU 19/2016”) merupakan perekaman dalam konteks intersepsi atau penyadapan yang dilakukan secara “<strong>sengaja</strong>” dan “<strong>tanpa hak” atau “melawan hukum” </strong>atas Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dalam suatu Komputer dan/atau Sistem Elektronik tertentu milik Orang lain.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Yang dimaksud dengan “intersepsi atau penyadapan” adalah kegiatan untuk mendengarkan, <strong>merekam</strong>, membelokkan, mengubah, menghambat, dan/atau mencatat transmisi Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak bersifat publik, baik menggunakan jaringan kabel komunikasi maupun jaringan nirkabel, seperti pancaran elektromagnetis atau radio frekuensi.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Pembicaraan istri tetangga dan selingkuhannya sebagaimana pertanyaan Anda, menurut pendapat kami <strong>bukan</strong> termasuk informasi/dokumen elektronik sebagaimana dimaksud Pasal 31 ayat (1) maupun ayat (2) UU 19/2016, sehingga tidak dapat dikategorikan “kegiatan intersepsi” sesuai UU 19/2016 dan tidak dapat dipidana.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.</div>
<div style="margin-left:0in; margin-right:0in; text-align:justify"> </div>
</td>

Adakah Sanksi Bila Merekam Pembicaraan Perselingkuhan Tetangga?

Anda tidak dapat mengakses fitur Hukumonline Pro setelah

Segera lakukan perpanjangan untuk menghindari pemutusan akses fitur Hukumonline Pro.

Nama

Untuk memperpanjang langganan Hukumonline Pro, segera isi formulir di bawah ini dan tim kami akan menghubungi Anda!

Segera perpanjang langganan Anda untuk dapat mengakses seluruh fitur dari Hukumonline Pro.

Cari peraturan, putusan, artikel, klinik, berita, dan lainnya

Perpanjangan langganan Hukumonline Pro Anda sudah kami terima. Anda akan segera dihubungi oleh Tim Hukumonline untuk mendapatkan akses tanpa batas ke berbagai layanan dan produk terbaik dari Hukumonline Pro.

Hukumonline.com

Altruist Lawyers

Yang  & Co.

NKHP Law Firm

DSLC

Firma Hukum Magnaar

Apa Saja Lembaga Penegak Hukum di Indonesia?

Aturan Besaran Nominal Mahar Pernikahan dalam Islam

Siapa yang Menjadi Wali Nikah bagi Anak Luar Kawin?

Anak Memprovokasi Tindak Pidana, Bisakah Dihukum?

Mengenal Macam-macam Sanksi Pidana Anak

Si Pokrol

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm"><span style="color:black">Setiap pemberi kerja yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (&ldquo;TKA&rdquo;) untuk pekerjaan yang bersifat sementara perlu memiliki Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (&ldquo;RPTKA&rdquo;) yang disahkan oleh pemerintah pusat.</span></p>

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm"><span style="color:black">Apa saja syarat pengesahan RPTKA? Apakah ada syarat lain selain kepemilikan RPTKA?</span></p>

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm"><span style="color:black">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca dalam ulasan di bawah ini.</span></p>


Syarat dan Prosedur Mempekerjakan TKA untuk Sementara

Dr. MICHAEL HANS & Associates 

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm"><span style="color:#222222">Pada intinya, dalam kontrak kerja perlu diperhatikan tiga unsur utama, yakni pekerjaan atau kewajiban pekerja, upah, dan perintah atau batasan-batasan yang berlaku saat menjalani pekerjaan.</span></p>

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm"><span style="color:#222222">Namun, bagaimana dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (&ldquo;PKWT&rdquo;) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (&ldquo;PKWTT&rdquo;)? Apakah ada perbedaan antara kedua perjanjian tersebut? </span></p>

<p style="margin-left:0cm; margin-right:0cm">Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini.</p>


Teguh Arifiyadi, S.H., M.H.

Arsip Jawaban

Tips Menjaga Source Code Program Milik Perusahaan

Kekuatan Pembuktian Screenshot Laman Konten Pornografi

Recovery File Foto Pribadi di HP dan Masalah Hukumnya

Prosedur Penanganan Kasus Penyebaran Video Bermuatan Asusila

Cara Penyidik Melacak Pelaku Penipuan dalam Jual Beli Online

Wajibkah Pengelola Shared Hosting Bertanggungjawab Bila Ada Konten Negatif?

Ingin Memperkarakan Mantan Suami Karena Teror SMS

Memberikan 'Like' di Facebook, Bisakah Dipidana?

Jika Pelaku Telah Menghapus Status Facebook Berisi Penghinaan

Adakah Sanksi Bila Merekam Pembicaraan Perselingkuhan Tetangga?

Arsip Jawaban Populer

Apa Saja Lembaga Penegak Hukum di Indonesia?

Aturan Besaran Nominal Mahar Pernikahan dalam Islam

Siapa yang Menjadi Wali Nikah bagi Anak Luar Kawin?

Anak Memprovokasi Tindak Pidana, Bisakah Dihukum?

Mengenal Macam-macam Sanksi Pidana Anak

Mitra Prosolution

Altruist Lawyers

Yang & Co.

NKHP Law Firm

DSLC

Firma Hukum Magnaar

Tips Hukum

Syarat dan Prosedur Mempekerjakan TKA untuk Sementara

Perhatikan Ini Sebelum Tanda Tangan Kontrak Kerja

Video Klinik

Hati-hati Bikin Konten, Content Creator Wajib Nonton!