Cerita Strategi ’Makelar Mobil’ Memergoki Hakim Nakal
LIPUTAN KHUSUS

Cerita Strategi ’Makelar Mobil’ Memergoki Hakim Nakal

Beragam strategi dilakoni guna memenuhi tugas pengawasan. Mulai dari menyamar hingga ngemper di teras rumah pelapor.

Oleh:
Tim Hukumonline
Bacaan 2 Menit
Menindaklanjuti informasi itu, Syarifuddin, langsung mengecek posisi 13 tim Bawas. Untungnya, ada satu tim yang bertugas di Yogyakarta, kebetulan tim berasal dari peradilan agama.
Hakim Jangan ‘Masuk Angin’
Menugaskan petugas pemeriksa yang berasal dari lingkungan kerja yang berbeda dengan terlapor cukup penting dalam melakukan investigasi. Hal itu meminimalisir petugas Bawas dikenali oleh terlapor. Selain itu dibutuhkan gerak cepat. Hatta mengingatkan agar pengawas tidak boleh kalah cepat dari terlapor. Tentu saja agar bisa mengejar barang bukti.
“Paling penting dalam pembuktian itu kecepatan dan jangan sampai ‘masuk angin.’ Laporan dari pelapor harus cepat ditangani, telat sedikit bisa ketahuan terlapor nanti pelapor malah dibujuk, ketika kami datang nanti isinya penyangkalan semua,” begitu alasan Hatta meminta tim bergerak cepat.
Saat itu, Hatta dan Syarifuddin memikirkan bagaimana cara yang bisa digunakan petugas untuk mendapatkan bukti. Mengingat kasus ini sudah ramai dibincangkan publik, Hatta khawatir barang bukti yang disasar susah dicari. Dia yakin terlapor tidak akan membawa mobil itu keluar karena takut ketahuan.
Terbesit ide di benak Hatta agar tim bisa mudah menelusuri barang bukti yang disasar berupa mobil sedan bekas itu. Usulnya, tim menyamar sebagai makelar mobil yang berpura-pura akan membeli mobil. Ide Hatta diterima dan tim melaksanakan. (Baca juga: Yang Terlahir dari Nafas Reformasi di Tengah Kemelut Mahkamah)
Sesampainya di rumah terlapor, tim melihat satu unit mobil yang dimaksud terparkir di garasi. Di lokasi itu tim bertemu dengan anak terlapor. Seolah makelar mobil, tim menanyakan apakah mobil itu akan dijual. Jika iya, tim berniat untuk membelinya.
Anak terlapor tidak mengetahui apakah ayahnya mau menjual mobil itu atau tidak, tapi ujungnya tim dibolehkan masuk untuk melihat. Saat di garasi tim langsung memotret mobil tersebut. “Yang penting buat saya, tim sudah mendapat fotonya,” kata Hatta.
Tags:

Berita Terkait