Hendardi: PERADI Harus Bisa Jadi Alat Perjuangan untuk Rakyat Miskin
Berita

Hendardi: PERADI Harus Bisa Jadi Alat Perjuangan untuk Rakyat Miskin

Kandidat calon Ketua Umum jangan hanya melakukan pencitraan.

Ali
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi perebutan kursi Ketua Umum PERADI. Ilustrator: Bas.
Ilustrasi perebutan kursi Ketua Umum PERADI. Ilustrator: Bas.

Musyawarah Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (Munas PERADI) 2015 masih bulan depan akan digelar. Namun, bursa calon ketua umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) PERADI sudah mulai panas. Sejumlah advokat sudah mendeklarasikan diri sebagai PERADI 1.

Direktur SETARA Institute Hendardi mengingatkan bahwa setiap calon Ketum DPN PERADI harus bisa mengembalikan organisasi advokat ini sebagai alat perjuangan untuk rakyat miskin.

“Kompetisi semacam ini dan regenerasi adalah penting. Saya bukan berlatar belakang advokat. Tapi, sejak dulu saya bergaul dengan organisasi advokat. Sekarang pun sebagian kegiatan saya di bidang hukum,” ujarnya saat menyampaikan testimoni dalam deklarasi pasangan Fauzie-Thomas di Jakarta, Kamis (12/2).

Hendardi juga menilai bahwa PERADI sudah menjadi seperti organisasinya sendiri. Pasalnya, ia hingga kini masih duduk di Dewan Kehormatan Pusat PERADI yang bersifat ad hoc hampir selama 10 tahun. “Organisasi ini bukan siapa-siaoa lagi, tapi ini organisasi saya sendiri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hendardi mengatakan tantangan yang dihadapi oleh Ketua Umum DPN PERADI ke depan adalah isu persatuan organisasi yang terus dicoba untuk dicabik-cabik oleh sejumlah pihak. “Saya kira Prof. Otto Hasibuan (Ketua Umum DPN PERADI saat ini,-red) berusaha untuk membuat kesatuan. Itu tanatangan yang sama untuk Fauzie dan Thomas,” ujarnya. 

Namun, lanjut Hendardi, ada yang lebih penting yang harus diemban oleh PERADI ke depan, yakni organisasi sebagai alat perjuangan untuk rakyat miskin. Ia menceritakan ketika dulu dia hadir di Kongres PERADIN (Persatuan Advokat Indonesia, sebelum adanya PERADI) di Bandung pada sekira 1979-1980. “Mereka mendeklarasikan sebagai organisasi perjuangan,” ujarnya.

Hendardi menilai flash-back ini perlu diperhatikan oleh para kandidat. Pasalnya, ada kandidat yang mendeklarasikan di Wisma Proklamasi dan ada juga yang mendeklarasikan diri di Gedung Joang 1945. Pasangan Fauzie-Thomas mendeklarasikan pencalonannya di Gedung Joang 1945.

Tags:

Berita Terkait