Sedangkan pada bidang geografi terdiri dari ancaman faktual yakni letak geografi Indonesia di kawasan cincin api Pasifik serta menurunnya kesadaran dan kewaspadaan bangsa terhadap posisi geostrategis Indonesia. Kemudian ancaman potensial yakni konflik warga dan friksi lintas batas negara.
Sebelumnya, Deputi V Kantor Staf Kepresidenan, Jaleswari Pramodya Wardani mengatakan bahwa bela negara sangat dinamis. Missal bela negara 20 tahun lalu, masih bicara soal invasi militer serta ancaman negara dengan negara. Tapi sekarang bentuk ancaman bukan hanya dari negara saja, tapi juga semakin kompleks.
“Dan bentuknya bukan hanya militer saja, tetapi juga ekonomi, social, budaya. Hukum dan lain-lain. Sehingga kompleksitas ancaman, tantangan, gangguan dan hambatan tai itu tidak hanya mewujud di satu sector saja, tetapi multidimensional,” kata Jaleswari sebagaimana dikutip dari laman resmi Kementerian Pertahanan.