Kiat Mentarget Jurnal Internasional Secara Spesifik, Visibility dan Profile
Terbaru

Kiat Mentarget Jurnal Internasional Secara Spesifik, Visibility dan Profile

Terdapat 6 hal yang perlu diperhatikan penulis ketika menargetkan jurnal internasional.

Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit
Manager Partnership & Community Hukumonline, Farah Purwaningrum. Foto: FKF
Manager Partnership & Community Hukumonline, Farah Purwaningrum. Foto: FKF

Hukumonline baru saja usai menggelar hari pertama webinar bertajuk 'Menembus Jurnal Internasional bagi Dosen dan Mahasiswa University Solutions' dihadiri mahasiswa dan dosen berbagai Fakultas Hukum di Indonesia yang tergabung dalam layanan University Solutions (Unisol) Hukumonline, Kamis (16/3/2023). Acara ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas penulisan dan publikasi karya ilmiah di jurnal internasional bagi dosen dan mahasiswa perguruan tinggi.

“Kita tidak boleh terlalu bergantung pada orang lain, kita harus belajar menulis itu sebagai intellectual exercise. Baik itu single authored atau co-authored by other people. Kita harus melatih diri kita untuk menulis secara independent. Kita harus membuat data set-nya available kalau ditanya reviewer,” kata Manager Partnership & Community Hukumonline, Farah Purwaningrum, dalam pemaparan materinya, Kamis (16/3/2023).

Baca Juga:

Guna menargetkan jurnal internasional secara umum ada 6 hal yang harus diperhatikan penulis. Pertama, harus membaca scope dari jurnal dan memastikan kecocokan dengan manuskrip yang telah dibuat. Misalnya, ketika memilih untuk menulis topik keadilan restoratif (restorative justice),maka jelas akan tepat jika menargetkan jurnal bernuansa hak asasi manusia (HAM) atau hukum pidana.

Poin kedua ialah membaca profil dari editorial board members. Penting untuk memastikan bila terdapat nama yang dikenali atau disitir. Belum lagi, harus menjadi perhatian juga di jurnal yang memang bertaraf internasional jika terdapat editor-in-chief atau editorial board members yang paham mengenai Asia.

Ketiga, melihat impact factor-nya dari masing-masing jurnal yang ditargetkan. Buatkan peringkat dengan menyasar yang tertinggi terlebih dahulu. Biasanya, hal itu akan mempermudah untuk visibility untuk kemudian dapat di-scale down. Keempat, memilih 4 jurnal prioritas. Kemudian pilih masing-masing jurnal sekitar 2 artikel yang bisa jadi model.

“Ciri khas kalian ketika menulis itu editor-in-chief juga akan tahu. Karena menulis itu ada style kalian sendiri. Pilih yang menjadi model. Untuk artikel seperti ini, topik yang saya angkat atau negara yang saya angkat yang lolos peer review dan desk review dan itu dijadikan model. Jangan baca abstract-nya aja, download article-nya!”

Kelima, memilih internal reviewer. Internal reviewer ini dapat berasal dari network penulis, berupa orang yang dapat dipercaya untuk melakukan review paper final sebelum dikirim ke jurnal yang bersangkutan. Keenam, ada beberapa pemikiran yang perlu dipertimbangkan seperti apakah jurnal target pernah melakukan publikasi tentang Indonesia atau apakah pernah publikasi tentang tema yang dipilih di jurnal internasional yang ditarget.

Tak dipungkiri, akan sulit bila berkeinginan untuk melakukan publikasi tentang tema yang terbilang sangat baru. “Misalnya tentang keaslian atau kesahihan testimoni bagi orang yang memiliki penyakit mental, apakah bisa dipakai sebagai testimoni dalam proses peradilan pidana? If it's very new kemungkinan besar akan di-reject, jadi harus siap dengan itu,” pesan dia.

Di samping perihal keenam hal umum yang penting diperhatikan penulis yang hendak menargetkan jurnal internasional, tidak kalah penting bagi penulis mempersiapkan profil dan visibility. Untuk persiapan secara profile, penulis harus memiliki Orcid ID, Scopus ID, Publons ID, dan Google Scholar page. Lalu perihal persiapan secara visibility harus diingat agar menulis tentang tema yang sama di proceeding internasional serta menulis tentang tema yang sama di book chapter.

“Sebagai peneliti dari Indonesia, kita harus tetap publikasi tentang Indonesia. Jangan sampai publikasi tentang Indonesia itu lebih banyak dilakukan orang-orang yang tidak paham tentang sistem yang ada di Indonesia. Pesan saya, never give up. And think of journals, if you get rejected, they're just outlets. There are still a lot of other choices. Mungkin pahit ya di awal, tapi you'll get used to this. There are other choices (penerbit jurnal internasional) much better. Semoga ilmunya bermanfaat,” kata Farah.

Tags:

Berita Terkait