Kisah Anak Advokat Senior yang Sukses Mendirikan Law Firm
Law Firm Stories

Kisah Anak Advokat Senior yang Sukses Mendirikan Law Firm

Melepas bayang-bayang nama besar orang tua. Firma Hukum sendiri, memiliki kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih kuat dengan klien dan merespons kebutuhan mereka dengan lebih cermat.

Mochamad Januar Rizki/Willa Wahyuni
Bacaan 5 Menit

“Buku-buku dan tontonan Bapak saya soal hukum dan politik, bacaannya juga. Saya dilelepin kesukaan yang sama soal hukum dan politik. Hal simple-lah pajangan di rumah saya itu ada magna carta sehingga secara alam bawah sadar mempengaruhi,” imbuhnya.

Terinspirasi dari lingkungan keluarga yang begelut di dunia hukum, Aristo mantap memilih profesi serupa. Dia menempuh kuliah Fakultas Hukum UI pada 2004-2008. Selama kuliah, dia diajar langsung oleh kedua orang tuanya yang juga pengajar di FHUI.

“Karena sudah terbiasa belajar secara informal di rumah, jadi selama kuliah cenderung biasa saja tidak canggung. Tapi, kalau Bapak atau Ibu saya lagi ngajar enggak pernah tunjuk saya untuk jawab, kalau ditunjuk saya sudah canggung sekali,” ujarnya.

Setelah menempuh pendidikan sarjana di FHUI, Aristo memperoleh gelar Master of Laws (LL.M) dari Utrecht University dan Doktor di University of Washington, Amerika Serikat. Spesialisasinya mendalami bidang hukum acara pidana dan memiliki ketertarikan pada kajian bidang hukum olahraga, dan hubungan antara politik dengan hukum.

Kini, selain berpraktik sebagai lawyer, Aristo menjabat sebagai Kepala Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum dan Pilihan Penyelesaian Sengketa (LKBH-PPS) setelah sebelumnya pernah menjabat posisi serupa pada 2015 sampai 2018. Aristo juga memiliki pengalaman dalam pengabdian masyarakat di organisasi nasional, sebagai Direktur Hukum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (2014-2016) dan Ketua Bidang Luar Negeri serta Arbiter Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia (BAORI) pada tahun 2017-2018.

Tags:

Berita Terkait