Adviser Humanitarian Dialogue, Alex Douglas, menilai Indonesia punya peran penting untuk meredakan potensi konflik di laut China Selatan. Hal utama yang perlu dilakukan negara-negara yang terlibat sengketa itu adalah mengurangi krisis dan bencana lingkungan. Penting juga untuk membangun prosedur dan komunikasi bersama antar negara di setiap tingkat otoritas yang berwenang. Misalnya komunikasi antara kapal nelayan, coast guard, dan antar lembaga pemerintahan.
“Laut China Selatan tidak hanya berpotensi sengketa antar negara, tapi juga rawan bencana ekologis. Jumlah ikan disana turun drastis sampai 85 persen sejak 1950,” kata Alex.
Menurut Alex, jumlah ikan yang menurun drastis di laut China Selatan akan mendorong nelayan lebih jauh lagi berlayar untuk mencari ikan. Hal itu membuka peluang lebih besar untuk berpapasan dengan Coast Guard dari negara lain, sehingga berpotensi menimbulkan krisis (konflik).