Banyak komunitas terbentuk atas dasar kesamaan visi dan misi, hobi hingga profesi. Law Riders Indonesia, salah satunya. Komunitas Law Riders Indonesia (Lawri) merupakan wadah atau komunitas para bikers profesional hukum yang gemar mengendarai motor besar alias motor gede (moge). Sejak pertengahan tahun lalu, sebenarnya komunitas ini sudah eksis yang kerap melakukan perjalanan mengendarai moge di dalam kota Jakarta.
Akhirnya. secara alamiah membentuk sebuah komunitas klub motor (motorcycle club) pencinta moge. Pendiri dan para anggotanya berasal berbagai profesi hukum, mulai advokat, kurator, notaris, auditor hukum, dan profesi hukum lain. Untuk mengukuhkan pengurus dan keanggotaan, Law Riders Indonesia menggelar acara deklarasi bertajuk “Law Riders Indonesia Declaration Ride 2021” di Bali pada 28-31 Oktober 2021.
Founder Law Riders Indonesia, Harvardy M Iqbal mengatakan Lawri akan menggelar deklarasi pada 28-31 Oktober 2021 di Bali. Ada sejumlah agenda yang telah disusun guna mensukseskan acara deklarasi sekaligus mengukuhkan kepengurusan Lawri sebagai komunitas yang berbasis profesional hukum penggemar motor besar. Termasuk menyiapkan legal formal, akta pendirian telah dibuat dan didaftarkan ke Kemenkumham agar Law Riders Indonesia lebih berkembang.
“Awalnya, dibentuknya Lawri ini hanya komunitas biasa, hura-hura. Setelah deklarasi Lawri serius akan melakukan berbagai program kegiatan positif untuk masyarakat. Makanya, kita perlu mendeklarasikan diri sebagai wadah organisasi,” ujar Harvardy M Iqbal saat berbincang dengan Hukumonline di kawasan Jimbaran, Bali, Kamis (28/10/2021) malam. (Baca Juga: Law Riders Indonesia, Wadah Profesional Hukum Penggemar Moge)
Founder Law Riders Indonesia, Harvardy M Iqbal.
Ada sekitar 40-an anggota Lawri yang hadir dari berbagai daerah yang didominasi anggota dari Jakarta dan beberapa perwakilan dari Medan, Surabaya, Bandung, Makassar, Bali secara individual. Saat ini Lawri hanya ada di Chapter Jakarta karena kebanyakan anggotanya dari Jakarta. “Setelah deklarasi yang akan mengukuhkan kepengurusan Lawri, termasuk nanti membentuk local chapter Medan, Surabaya, Bandung, Makassar, termasuk di Bali ada rekan yang mau gabung,” ujar Harvardy menjelaskan.
Harvardy menuturkan sejak Senin (25/10/2021) dini hari, ada sekitar 20-an motor besar milik anggota Lawri di-towing (diderek/angkut) dari Jakarta ke Bali. Sisanya, akan menyewa sejumlah motor besar dari Bali. “Hari ini, sejumlah motor sudah berada di lokasi acara deklarasi yakni Hotel Le Meridien Jimbaran Bali,” ujar Founding Partner Kantor Hukum Harvardy, Marieta & Silvy Maurence Attorney at Law ini.
Anggota Law Riders Indonesia sesaat sebelum touring mengelilingi Bali.
Sebagai bagian dari rangkaian agenda Deklarasi Lawri, Lawri akan melakukan touring dan road show mengelilingi pulau Bali. Semua anggota Lawri berkeliling mengendarai moge menyusuri kawasan pegunungan dan pantai di Bali pada Jum’at dan Sabtu (29-30/10/2021) pagi. Misalnya, pada Jum’at (29/10/2021), Lawri melakukan touring dari Jimbaran menuju Jatiluwih, hingga Kintamani dengan total jarak tempuh 131 kilometer.
Selanjutnya, pada Sabtu (30/10/2021), Lawri kembali melakukan touring dari Jimbaran menuju Pantai Goa Lawah, Nusa Dua, dan berlanjut ke Pandawa Beach dengan total jarak tempuh 115 kilometer. “Kita akan keliling satu provinsi Bali, nanti setelah pengurus Lawri resmi terbentuk akan direncanakan agenda-agenda touring lintas provinsi.”
Sementara itu, acara deklarasinya sendiri digelar pada Sabtu (30/2021) sore yang hingga malam yang diawali dengan Sumpah Pemuda dan Sumpah Anggota Lawri. Sebab, penyelenggaraan deklarasi itu agak bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober.
Dalam deklarasi Lawri nanti para peserta akan mengucapkan Sumpah Pemuda dan Sumpah Lawri lantaran sebagian besar anggota Lawri adalah pemuda sekaligus penguatan wadah komunitas Lawri secara organisasi baik internal maupun eksternal. “Kami mengucapkan Sumpah Pemuda itu juga artinya kecintaan kami terhadap Tanah Air Indonesia dan sumpah Law Riders Indonesia itu bentuk kecintaan kami terhadap profesi hukum,” tutupnya.