Marcell Siahaan:
Dari Musisi Menjejaki Profesi Advokat
Profil

Marcell Siahaan:
Dari Musisi Menjejaki Profesi Advokat

Lulus ujian advokat 2011. Terinspirasi dengan profesi yang digeluti sang ayah.

IHW
Bacaan 2 Menit

Contohnya soal di bagian esai. Walaupun dari ujian tahun ke tahun peserta selalu diminta untuk membuat surat kuasa dan gugatan, tapi bila tak teliti peserta bisa salah membuat surat kuasa dan gugatan.

“Jadi ujian kemarin itu soal esainya kira-kira begini. Ada perjanjian antara satu pihak dengan pihak lain. Lalu ada sengketa. Menurut saya, kalau tak teliti, kita akan langsung buat gugatannya wanprestasi. Padahal bila dicermati sebenarnya bukan itu.”

“Belum lagi soal kompetensi pengadilan yang kita cantumkan dalam surat kuasa dan gugatan,” lanjut Marcell. Apakah di domisili tergugat atau di pengadilan tempat objek perkara berada.

Namun keberhasilan Marcell melalui ujian ini bukanlah sebuah kebetulan. Meski sudah lama tak menyentuh buku teks hukum, ia mengaku terus memperbaharui informasi hukum dari adiknya dan dari pemberitaan media. Bahkan ketika mendekati waktu pelaksanaan ujian, ia berubah menjadi seorang kutu buku. “Sering saya baca sampai sekitar sepuluh-lima belas menit sebelum konser misalnya,” ujarnya sambil terkekeh.

Selain terus membaca, ia juga mengikuti uji coba (try out) ujian advokat yang diselenggarakan sebuah lembaga kursus bidang hukum di Jakarta. “Walaupun nggak ada yang keluar waktu di ujian,” selorohnya. Prinsipnya, ia mencoba terus mengakali diri supaya siap menghadapi ujian advokat.

Faktor Lingkungan
Lahir dan dibesarkan di keluarga yang banyak berlatar belakang hukum, membuat pria kelahiran Bandung 21 September 1977 ini termotivasi untuk berprofesi di bidang hukum pula. Ayahnya, Paian Siahaan adalah advokat yang punya kantor hukum di Bandung. Pamannya (adik dari ibunya),  Bayu Seto, adalah mantan Dekan Fakultas Hukum Unpar Bandung.

“Dari kecil, waktu di sekolah dasar, saya melihat bagaimana Ayah saya bekerja sebagai advokat. Bagaimana ketika ia berdebat dengan argumen hukumnya sampai ketika ia harus berhadapan dengan preman-preman misalnya. Sejak itu, saya langsung jatuh cinta dan bercita-cita ingin berprofesi sebagai advokat,” kenang Marcell.

Tags: