Amin seakan bernostalgia ketika membaca naskah ini. Pujian pun tak henti-hentinya keluar dari mulut pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini. So far, it's the best living document in Indonesia, pujinya lagi.
Namun, ibarat pepatah tak ada gading yang tak retak. Naskah yang kabarnya baru dicetak seribu buku ini dari masing-masing jilidnya ini, tetap memiliki cela. Sumber hukumonline yang terlibat penulisan menilai proses penulisan kembali dokumen ini dirasa kurang sempurna. Orang yang menulisnya ganti-ganti, tuturnya. Untungnya, proses yang kurang sempurna ini tak berimbas pada substansi buku tersebut, yang dianggapnya tetap berkualitas untuk dibaca.