Menyikapi ‘Kepentingan' Di Balik Pemberitaan, Perlu Dibentuk Media Watch
Berita

Menyikapi ‘Kepentingan' Di Balik Pemberitaan, Perlu Dibentuk Media Watch

‘Saat ini diperlukan the watch dog of the watch dog.'

CR-1
Bacaan 2 Menit
Menyikapi ‘Kepentingan' Di Balik Pemberitaan, Perlu Dibentuk <i>Media Watch</i>
Hukumonline

 

Menurut Agus, kelemahan media di Indonesia ada tiga hal yakni pencampuran antara fakta dan opini, tidak cover both sides (berimbang), dan permasalahan imparsialitas (tidak keberpihakan). Selain itu, Agus juga menyayangkan kenyataan bahwa justru media sendiri yang membuat amunisi yang dipakai oleh musuh kebebasan pers untuk menghantam pers. Ia memberikan contoh penerbitan majalah khusus pria yang mengandung muatan pornografi.

 

Sementara itu, Ketua Divisi Pengaduan Dewan Pers Leo Batubara mengomentari bahwa pengawasan pers dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Pengawasan itu dilakukan oleh hati nurani wartawan, sub editor dan editor, serta ombudsman pers. Di mata Leo, media profesional harus memiliki lembaga ombudsman sendiri. Lembaga ini bertugas untuk memonitor keluhan-keluhan publik terhadap media yang bersangkutan.

 

Secara eksternal, pengawasan itu dapat dilakukan oleh masyarakat dan media watch. Menurut Leo, media watch adalah lembaga publik yang independen dan berfungsi mengawasi, memantau performance media dan melaporkan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan dalam kaitan ketentuan perundang-undangan, kode etik pers, code of conduct pers dan pelaksanaan perannya.

 

Ironisnya, kata Leo, meski perannya diperlukan dari 40 media watch, saat ini tinggal satu dua yang bertahan.

Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Bambang Harymurti menekankan perlunya pengawasan yang sifatnya eksternal terhadap pers dalam bentuk media watch. Lembaga tersebut diperlukan, kata Bambang, karena media watch tidak hanya melihat isi, tapi juga mengaitkannya kepentingan-kepentingan di baliknya agar masyarakat waspada dalam menyikapi sesuatu isu yang dibawa oleh suatu media.

 

Saat ini diperlukan the watch dog of the watch dog, ujarnya dalam sebuah diskusi pers yang diadakan The Habibie Centre di Jakarta (14/7),

 

Bambang juga menyatakan media berfungsi adalah sebagai alat bantu untuk mengingatkan konsumen. Menurutnya hal ini bukan perkara mudah. Ini sangat sulit, karena melawan kepentingan pengiklan atau bisnis yang nilainya besar, kata Bambang.

 

Dikatakannya, tantangan bagi media watch adalah untuk menyehatkan sebuah media dan mengarah ke demokratisasi. Ia menambahkan jika kualitas media di Indonesia bagus, maka kualitas pengambilan keputusan atau kebijakan di Indonesia juga ikut terangkat.

 

Periset dari Institut Studi Arus Informasi Agus Sudibyo menyepakati pentingnya peran media watch. Tapi menurutnya ada yang lebih penting dari itu. Yang perlu dilakukan adalah sejauh mana media di Indonesia bisa mengatur dirinya sendiri,. Kata dia, media watch tidak diperlukan jika lembaga penelitian dan pengembangan atau riset di suatu media benar-benar dikembangkan

Tags: