Opsi Perpanjangan Kontrak dalam Proyek Asahan Belum Diputuskan
Berita

Opsi Perpanjangan Kontrak dalam Proyek Asahan Belum Diputuskan

Pendanaan oleh Jepang dinilai lebih menguntungkan dibanding dikelola BUMN. Opsi lain adalah menyerahkan pengelolaan proyek itu ke BUMN, atau mendirikan BUMN tersendiri.

M-7/Dny
Bacaan 2 Menit

 

Soehoed beranggapan, lebih baik kontrak dengan Jepang diperpanjang. Selama Jepang masih mau mendanai proyek tersebut, opsi ini lebih menguntungkan bagi Indonesia. Jepang tidak hanya mendapatkan keuntungan dengan ikut sertanya dalam Inalum, tetapi juga terikat dengan tanggung jawab dalam kontrak.

 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Radjasa, menampik bahwa Pemerintah sudah memutuskan opsi pendirian BUMN Inalum, atau pengelolaannya diserahkan ke Aneka Tambang (Antam). Demikian pula opsi perpanjangan kontrak dengan Jepang. Ditegaskan Hatta, belum ada negosiasi apapun dengan Jepang untuk menentukan nasib Inalum atau proyek Asahan. “Tim negosiasinya saja belum dibentuk,” ujarnya.

 

Meski belum membentuk tim negosiasi, Hatta mengakui Jepang sudah menyampaikan minat untuk memperpanjang kontrak. Sekarang, Pemerintah masih menimbang-nimbang opsi mana yang terbaik buat bangsa. Hatta memastikan belum ada satu opsi pun yang tegas-tegas ditolak Pemerintah. Terlalu pagi mengatakan Pemerintah menolak melanjutkan kontrak dengan Jepang.

 

Cuma, Hatta mewanti-wanti jika opsi perpanjang kontrak yang dipilih, harus dilakukan sejumlah perbaikan. Pemerintah juga kemungkinan menambah syarat. Hatta tak menjelaskan syarat tambahan dimaksud. Berdasarkan informasi yang dihimpun hukumonline, salah satu yang ingin diperjuangkan Indonesia adalah model kerjasama BOT (built, operate, transfer) dan meminimalisir monopoli investor Jepang melalui perusahaan kontraktor dan pemasok. “Kita menginginkan sesuatu yang terbaik buat Indonesia,” ujarnya, diplomatis.

 

Mantan Menteri Perhubungan itu berharap negosiasi kontrak bias dilakukan 2010 ini. Sebelum maju ke meja perundingan, Pemerintah akan melakukan penelitian dan penilaian terhadap asset-aset yang ada saat ini. Tim negosiasi harus punya bekal data dan assessment yang baik sebelum maju ke meja perundingan. “Kalau tidak, sama saja bohong”.

 

A.R. Soehoed juga berharap opsi manapun yang akan dipilih, proyek Asahan dapat diteruskan. Jangan sampai pembangunan yang sudah memakan banyak waktu dan biaya dihentikan begitu saja. Sebab, kata dia, pada dasarnya proyek Asahan bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan Indonesia.

 

 

Tags: