Pembaruan Agraria, Isu yang Dilupakan Para Caleg
Oleh: Bernadinus Steni *)

Pembaruan Agraria, Isu yang Dilupakan Para Caleg

Hinggar binggar para kandidat legislatif yang saat ini marak dengan poster, baliho dan bentuk-bentuk promosi lainnya menunjukan dua gejala sekaligus.

Bacaan 2 Menit

 

Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap para caleg yang sedang ber-euforia saat ini, jika tidak memahami dengan baik peta penguasaan sumber daya alam, mereka hanya akan menjadi bulan-bulanan jaringan kekuasaan yang mengontrol penguasaan sumber daya alam dengan melibas para sejumlah hambatan, termasuk rakyat kecil. Ditengarai, sudah banyak peraturan perundang-undangan yang isinya menguntungkan jaringan penguasaan sumber daya alam dan menghukum rakyat miskin dalam distribusi sumber daya yang timpang. Dalam UU Penanaman Modal, misalnya, investasi di bidang pertanian bisa diberikan kepada konglomerat asing dengan jangka waktu penguasaan lebih dari 90 tahun. Sementara dalam UU Sumber Daya Air, mata air yang selama ini gratis buat masyarakat, bisa diberikan hanya kepada seorang konglomerat untuk dikomersialkan. Produk-produk ini hanya menyisakan ruang sempit bagi masyarakat karena secara formal hampir semua wilayah penguasaan tradisional sudah dikapling untuk pihak lain. Sebuah peta kawasan di Sulawesi Tengah, misalnya, sama sekali tidak menyebut ada masyarakat di kawasan tersebut. Padahal di dalam sana, ada puluhan kampung yang mati-matian menunjukan bahwa mereka memiliki hak atas tanah.

 

Masalah peraturan perundang-undangan dan ketidakadilan penguasaan sumber daya agraria seharusnya menjadi tanggung jawab para wakil rakyat. Mestinya, para wakil rakyat zaman Romawi yang menjadi tokoh pembaruan agraria hingga bertaruh nyawa, menyisakan contoh bagi para caleg dimanapun. Mewakili berarti memberikan manfaat bagi orang yang diwakili. Jika mewakili justru lebih banyak mempromosikan kedigdayaan diri sendiri, artinya sang wakil sesungguhnya hanya mewakili dirinya sendiri. Kita seharusnya tahu, orang-orang seperti itu tidak layak menjadi wakil banyak orang.

 

------------

*) Penulis saat ini menjadi peneliti Program Access to Justice, Van Vollenhoven Institute, Leiden University. Email: [email protected]

 

 

 

Sumber:

Tania Murray Li, 2007, The Will to Improve: Governmentality, Development and the Practice of Politics, Duke University Press

 

John Perkins, Confessions of an Economic Hit Man, Abdi Tandur, Jakarta, 2005

 

The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition. 2008. Encyclopedia.com. 5 Mar. 2009 <http://www.encyclopedia.com>

The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition. 2008. Encyclopedia.com. 5 Mar. 2009 <http://www.encyclopedia.com>

 

 

Tags: