Pentingnya Dukungan Keluarga bagi Karier Lawyer Perempuan
Women in Law Stories

Pentingnya Dukungan Keluarga bagi Karier Lawyer Perempuan

Tantangan terbesar bagi perempuan bekerja di law firm waktu karena jam kerjanya yang panjang, sehingga harus bisa membagi waktu. Untuk itu, dukungan dan persetujuan dari keluarga menjadi sangat penting bagi perempuan untuk berkarier sebagai seorang lawyer.

Oleh:
Ferinda K Fachri
Bacaan 2 Menit
Partner Ivan Almaida Baely & Firmansyah (IABF Law Firm), Almaida Askandar. Foto: Istimewa.
Partner Ivan Almaida Baely & Firmansyah (IABF Law Firm), Almaida Askandar. Foto: Istimewa.

Almaida Askandar merupakan salah satu Founding Partner Ivan Almaida Baely & Firmansyah (IABF Law Firm). Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini memiliki keahlian di bidang capital markets & securities; corporate & commercial law; mergers & acquisitions; anti-trust; dan praktik litigasi serta kebangkrutan. Sebagai seorang pengacara pasar modal berlisensi, ia juga merupakan konsultan hukum terdaftar untuk transaksi surat berharga di pasar modal.

Dalam perjalanan kariernya, Almadia tercatat sebagai anggota aktif dari sejumlah organisasi profesional hukum. Seperti Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), Indonesian Competition Lawyers Association (ICLA), dan Asosiasi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual Indonesia. Beberapa waktu lalu, Hukumonline berkesempatan untuk mendengar pandangan lawyer senior itu seputar wanita dalam berkarier di firma hukum.

“Umumnya perempuan itu orangnya teliti. Sehingga cocok untuk pekerjaan research, melakukan legal due diligence, dan melakukan analisa. Dalam level Partner, itu sangat membantu para associate karena perempuan biasanya akan membimbing para associate-nya maju seperti layaknya mengasuh anaknya sendiri,” ungkap Almadia di kantornya belum lama ini.

Selengkapnya, simak tautan video berikut ini! 

Dalam industri hukum seperti yang telah diketahui banyak orang, biasanya dikelompokkan dalam dua bidang yakni corporate dan litigasi. Lawyer perempuan umumnya di bidang corporate memiliki jumlah sebanding dengan lawyer laki-laki. Namun, untuk bidang litigasi memang jumlah lawyer laki-laki jauh lebih banyak ketimbang lawyer perempuan.

Meski begitu, menurutnya kesempatan yang diberikan terhadap lawyer laki-laki maupun lawyer perempuan dalam berkiprah di bidang corporate atau litigasi adalah sama. Hanya saja memang telah menjadi pilihan dan preferensi tersendiri dari lawyer perempuan untuk lebih memilih bidang corporate dibandingkan dengan bidang litigasi.

Baca Juga:

Ketika membangun kariernya sebagai seorang lawyer, tidak bisa ditampik fakta akan adanya tantangan yang dihadapi perempuan. “Tantangan terbesarnya bagi perempuan bekerja di suatu law firm adalah waktu. Karena bekerja dalam law firm itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, terkadang kita bekerja sampai malam atau bahkan sampai pagi hari. Sehingga dukungan dan persetujuan dari keluarga sangatlah penting bagi perempuan untuk berkarier di suatu law firm,” kata dia.

Pentingnya dukungan dan persetujuan keluarga bagi lawyer perempuan berkarier, tidak bisa dikesampingkan pula perihal work life balance para lawyer tanpa terkecuali lawyer perempuan. Untuk itu, IABF yang telah menyadari pentingnya kebutuhan kehidupan lain di luar kantor bagi para lawyer, seringkali diingatkan untuk bekerja secara efisien supaya memiliki waktu untuk melakukan kegiatan lain di luar kantor. Mulai dari berolahraga, bercengkrama dengan teman-teman, makan bersama, karaoke, hingga outing.

“Kita harus menyadari semua perempuan mempunyai kodrat untuk hamil, menyusui, dan mengurus anak serta keluarga. Sehingga para perempuan yang berkiprah sebagai lawyer harus mampu membagi waktu dengan baik dan memaksimalkan segala kesempatan yang ada untuk mencapai karier terbaiknya dalam law firm tersebut,” pesan Almaida.

Tags:

Berita Terkait