Pesona 40 Tahun Ira Eddymurthy Mengelola Karier di Law Firm
Terbaru

Pesona 40 Tahun Ira Eddymurthy Mengelola Karier di Law Firm

Mengelola dinamika perubahan jadi kekuatan. Selalu beradaptasi dan berinovasi menjadi kunci.

Normand Edwin Elnizar
Bacaan 8 Menit
Pesona 40 Tahun Ira Eddymurthy Mengelola Karier di Law Firm
Hukumonline

Ira Andamara Eddymurthy adalah satu dari sedikit perempuan perintis kantor hukum besar di Indonesia. Ia ikut mendirikan Soewito Suhardiman Eddymurthy Kardono (SSEK) pada tahun 1992, yang kini bernama SSEK Law Firm. Keempat pendirinya saat itu adalah perempuan. Belakangan, hanya Ira dan almarhumah Dyah Soewito yang bertahan melanjutkan SSEK Law Firm. Sejak wafatnya Dyah Soewito pada tahun 2021 lalu, Ira pendiri satu-satunya yang masih mengelola SSEK Law Firm.

Berdasarkan catatan Hukumonline, akta pendirian SSEK pada tanggal 1 April 1992 atau tepat 32 tahun lalu dari hari ini. Kini, sejarah mencatat SSEK Law Firm sebagai “Big Five” di daftar Top 100 Indonesian Law Firms 2023.

“Dua perempuan pertama pendiri kantor konsultan hukum di Indonesia itu Hadiputranto dan Hadinoto di tahun 1989. Kami SSEK mendirikan kantor tahun 1992,” kata Ira kepada Hukumonline dalam wawancara di kantornya. Ira menyambut Hukumonline di kantor SSEK Law Firm yang masih sama sejak pertama berdiri di tahun 1992. Nuansa biru mewarnai seisi kantornya. Hari itu Ira mengenakan sepatu kets dengan pakaian berwarna biru yang padu dengan interior SSEK Law Firm.

Hukumonline.com

“Kami ingin membangun kantor yang open partnership,” kata Ira. Ia mengakui dirinya dan para pendiri SSEK Law Firm sebagai alumni kantor hukum Mochtar, Karuwin, Komar (MKK)—kantor hukum ternama yang didirikan antara lain oleh salah satu Guru Besar Hukum legendaris Mochtar Kusumaatmadja.

Ira memulai kariernya di law firm selepas lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada tahun 1984. Ia tidak pernah merencanakan untuk membuat kantor hukum sendiri di tahun kedelapan berkarier.

“Almarhumah Ibu Dyah Soewito adalah orang yang menginspirasi saya. Beliau yang mengajak saya mendirikan SSEK. Saya saat itu sedang visiting scholar di University of California, Berkeley,” kata Ira mengenang. Tawaran itu tidak langsung dipenuhi sampai Ira kembali dari studinya. Secara jujur Ira awalnya merasa tidak enak dengan MKK yang juga telah mensponsori studi singkatnya tahun 1990 sampai 1991.

Namun, visi kantor hukum yang membuka kesempatan siapa saja menjadi Partner memikatnya. “Kantor yang membuka diri pada orang-orang bertalenta dan kapabel untuk bisa diangkat sebagai Partner,” kata Ira menjelaskan. Di sisi lain, Ira mengakui dorongan rasa setia kawan kepada Dyah Soewito juga berpengaruh besar pada dirinya. Ia menaruh kepercayaan besar pada seniornya yang sudah 15 tahun berkarier saat Ira sendiri baru delapan tahun berkarier di MKK.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait