Pokok-Pokok Perubahan Asumsi Makro RAPBN 2014
Berita

Pokok-Pokok Perubahan Asumsi Makro RAPBN 2014

Pemerintah diminta menyiapkan langkah-langkah mengatasi defisit anggaran.

FNH
Bacaan 2 Menit

Sayangnya, naiknya belanja negara tidak diimbangi dengan naiknya pendapatan negara. Dikatakan Chatib, pendapatan negara diperkirakan turun menjadi Rp1638,9 triliun dari perkiraan sebelumnya yakni Rp1667,1 triliun.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memperkirakan pertumbuhan ekonomi dalam negeri akan melambat dari perkiraan sebelumnya, yakni berkisar antara 5,8-6,2 persen. Hal tersebut disebabkan oleh krisis global dan menurunnya konsumsi Rumah Tangga (RT) serta konsumsi pemerintah.

"Konsumsi RT diestimasi turun dan berada pada angka 4,9-5,3 persen. Sebelumnya diperkirakan sebesar 5,0-5,4 persen. Sedangkan konsumsi pemerintah juga diperkirakan turun menjadi 1,6-2,0 persen dari perkiraan awal sebesar 1,9-2,3 persen," kata Agus.

Anggota Badan Anggaran DPR, Dolfie OFP, meminta Pemerintah menunjukkan landasan dasar dari penetapan angka-angka perubahan asumsi makro hingga penetapan defisit sebelum Banggar menyetujui perubahan asumsi makro ekonomi yang diajukan oleh pemerintah.

"Tunjukkan based effortnya, bagaimana skenario pemerintah terkait defisit anggaran. Jangan cuma menentukan saja, tapi dari mana datangnya angka defisit itu. Kalau seperti ini menyerahkan beban kepada DPR," tegas Dolfie.

Anggota Banggar, Nurdin Tampubolon, meminta pemerintah untuk membuat langkah mengatasi defisit anggaran. Selain itu, ia juga menilai pemerintah harus memikirkan bagaimana cara agar rupiah bisa berdaya saing. " Sekarang ini bagaimana caranya mengatasi defisit anggaran. Apa saja langkah-langkahnya," pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait