Ragam Inovasi SIAC untuk Tangani Kasus Arbitrase Internasional
Belajar dari SIAC:

Ragam Inovasi SIAC untuk Tangani Kasus Arbitrase Internasional

Sifat kedaruratan dalam penyelesaian sengketa dapat diakomodasi melalui Emergency Iinterim Relief.

Hamalatul Qur'ani
Bacaan 2 Menit

Selain EIR & EA, bekerjasama dengan Singapore International Mediation Centre (SIMC) SIAC berinovasi membuat terobosan yang menggabungkan proses penanganan arbitrase dan mediasi. Terobosan ini dikenal dengan Arb-Med-Arb Protocol. Persoalan yang coba dijawab melalui Arb-Med-Arb adalah begitu banyaknya hasil kesepakatan mediasi yang bisa dengan mudahnya dilanggar lantaran tidak berbentuk sebuah keputusan yang final dan mengikat. Dengan Arb-Med-Arb, hasil perdamaian/kesepakatan yang diperoleh saat mediasi, bisa dikukuhkan dalam bentuk putusan arbitrase (arbitral award) yang final dan mengikat.

Lim Seok Hui menambahkan, SIAC merupakan instansi arbitrase komersil pertama yang memperkenalkan sebuah prosedur untuk melakukan early dismissal of claims and defences atau meminta arbitral tribunal mengeluarkan putusan selauntuk menolak suatu klaim atau pembelaan pada tahap awal proses persidangan. Inovasi lain di tahun 2017, SIAC juga memperkenalkan seperangkat aturan arbitrase khusus terkait investasi (SIAC investment arbitration rules). “Kami berupaya untuk selalu gesit dan responsif terhadap kebutuhan pengguna jasa kami,” tukasnya.

Tak sampai di situ, Expedited Procedure (EP)juga merupakan bagian dari inovasi SIAC yang memperkenalkan mekanisme fast-track arbitration process (penyelesaian perkara secara cepat dan hemat biaya). Sengketa yang tadinya butuh 9-18 bulan untuk sampai pada putusan akhir, melalui EP bisa dipangkas menjadi 6 bulan (lihat rule 5.2 SIAC rules). Sejak diperkenalkannya pada 2010 lalu, hingga kini sebanyak 534 EP yang telah didaftarkan di SIAC. “Hanya enam bulan sejak majelis dibentuk, putusan akhir harus sudah keluar,” jelas Associate counsel SIAC, Kendista Wantah saat dimintai penjelasan oleh hukumonline, Kamis, (9/4).

Bentuk pemangkasan EP, intinya ada pada deadline jatuhnya putusan.Lebih lanjut, Pasal 5 SIAC rules juga memungkinkan pemeriksaan perkara murni dilakukan berbasiskan pemeriksaan dokumen. Sehingga tidak diperlukan lagi pelaksanaan sidang secara tatap muka termasuk pemeriksaan saksi dan ahli. Perumusan putusan secara ringkas dan sederhana (summary decision).

Kendati sangat jarang digunakan dalam praktik arbitrase pada umumnya, SIAC mencatat sebanyak 10 aplikasi permohonan joinder yang diajukan dan 4 di antaranya diterima SIAC sepanjang 2019. Untuk diketahui, joinder merupakan skema penggabungan pihak ketiga ke dalam suatu perkara arbitrase. Jarangnya implementasi joinder dinilai Kendista lantaran threshold yang dibutuhkan agar bisa menggabungkan pihak ketiga dalam perkara sangat tinggi.

Batasannya ada dua, yakni apabila semua pihak sepakat (termasuk pihak yang akan digabungkan), atau jika pihak yang akan digabungkan secara prima facie terikat oleh perjanjian arbitrase. “Jadi kalau tanpa kesepakatan atau pihak ketiganya itu tidak terikat dengan perjanjian arbitrase yang ada, maka permohonan joindernya tidak bisa dikabulkan,” jelasnya.

(Baca juga: Simak Ulasan Seputar Arbitrase Internasional ala Expert Lawyer).

Lain dengan joinder, permohonan konsolidasi (consolidation applications)cukup banyak diminati (sebanyak 179 permohonan terdaftar sejak 2016). Melalui konsolidasi, para pihak bisa menggabungkan beberapa perkara menjadi satu, sehingga cukup diperiksa oleh satu majelis. Dengan begitu, pelaksanaan arbitrase menjadi lebih efektif dan efisien. Namun perlu ada keselarasan dalam perkara dalam perkara-perkara yang ingin digabungkan itu. “Umumnya keselarasan dalam perkara pada konsolidasi ini relative cukup tinggi, berbeda dengan joinder. Joinder itu berhubungan dengan syarat arbitrase yang hanya mengikat para pihak saja,” jelasnya.

Tags:

Berita Terkait