Sempat Jadi Associate Kantor Hukum, Begini Tekad KGPAA Mangkunegara X
Terbaru

Sempat Jadi Associate Kantor Hukum, Begini Tekad KGPAA Mangkunegara X

Setelah lulus dari FH UI, Bhre sempat berkecimpung di dunia corporate lawyer selama 2,5 tahun sebelum menaiki takhta Puro Mangkunegaran. Bhre akan membuat penelitian tentang hukum adat yang berlaku di Mangkunegaran.

Ferinda K Fachri
Bacaan 4 Menit
Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang kini telah diangkat menjadi KGPAA Mangkunegara X. Foto: FKF
Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang kini telah diangkat menjadi KGPAA Mangkunegara X. Foto: FKF

Putra bungsu dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX dengan permaisuri bergelar Gusti Kanjeng Putri (GKP) Prisca Marina, Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo telah diangkat menjadi KGPAA Mangkunegara X. Menduduki takhta yang sempat kosong pasca KGPAA Mangkunegara IX wafat dalam usia 70 tahun pada Jum’at (13/8/2021) lalu di Jakarta, Bhre akhirnya dikukuhkan (jumeneng) pada Sabtu (12/3/2022) kemarin.

“Sebenarnya untuk mengemban tugas ini bukan sesuatu yang saya pernah antisipasi sebelumnya, apa lagi di usia saya sekarang 24 tahun. (Namun) saya bersyukur untuk diberikan kesempatan atau amanah ini. Saat bersamaan saya juga merasakan perubahan yang sangat besar,” ujar KGPAA Mangkunegara X kepada Hukumonline melalui konferensi video, Rabu (16/3/2022).

Dahulu, sambungnya, ketika masih terdapat Romo (ayah dari KGPAA Mangkunegara X), dia hanya sebatas berperan untuk membantu sang ayah. Namun sekarang itu semua berubah, dimana justru dia yang berada di posisi Romo untuk meneruskan tanggung jawabnya yang jauh lebih besar.

Baca:

Terlepas dari itu, ia menyadari akan usianya kini yang masih muda yang membuatnya merasa masih banyak hal yang harus dipelajari dan menjadi bagian dari proses yang memang harus ditempuh. “Semangat belajar saya masih tinggi, jadi saya yakin, saya harus optimis dan semangat untuk bisa bekerja sebaik mungkin untuk mengelola dan mengembangkan Puro Mangkunegaran ke depannya,” tuturnya.

Mengenai informasi yang ramai beredar akan latar belakangnya sebagai seorang Sarjana Hukum lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FH UI), Bhre mengkonfirmasi kebenaran itu. Dia bahkan menyebut masa-masa perkuliahannya sebagai seorang mahasiswa hukum amat menyenangkan dan menjadi kehormatan baginya mendapat kesempatan untuk belajar di FH UI dengan dosen-dosen yang luar biasa pengetahuan serta pengalamannya.

Ia masih ingat betul orang pertama yang ditemui dahulu tidak lain adalah dosen pembimbing akademisnya (alm.) Widodo Suryandono. Seorang yang sangat membantu selama masa perkuliahan, dengan senantiasa mengingatkan Bhre untuk mengambil SKS lebih banyak, terus meningkatkan nilai-nilainya, dan belajar lebih giat. Sampai akhirnya semasa skripsi, ia juga dibimbing oleh dosen pembimbing yang luar biasa, Wenny Setiawati di bidang Hukum Bisnis.

Selain para dosen yang membekas dalam memorinya, KGPAA Mangkunegara X juga tidak lupa menyebut berharganya keberadaan teman-teman Fakultas Hukum yang masih berhubungan baik satu sama lain. Tak hanya itu, pembelajaran dan materi yang diberikan selama menjadi mahasiswa hukum dirasa amat relevan. Terutama, pasca dirinya lulus bekerja di Kantor Hukum (law firm) dan sampai sekarang masih menjadi pengetahuan yang terus dipegang dengan baik.

“Sebenarnya dulu (masuk Fakultas Hukum) karena ingin menjadi diplomat. Karena punya cita-cita untuk menjadi seorang Duta Besar seperti Eyang saya, ayah dari ibu saya. Almarhum Eyang dulu Duta Besar di Jepang. Tetapi seiring berjalan waktu, setelah lulus malah bukan di bidang itu dan malah di law firm,” bebernya.

Firma yang dimaksudkan olehnya adalah Kantor Hukum Hendra Soenardi yang memperoleh peringkat ke-42 dalam Hukumonline’s Top 100 Indonesian Law Firm 2021. Pasca lulus dari FH UI di bulan Januari 2019, Bhre bekerja pada posisi Associate selama 2,5 tahun.

Tentunya posisi itu bisa dengan cepat diraih atas kerja kerasnya dan prestasi yang ditorehkan semasa perkuliahan. Diantaranya seperti tergabung dalam tim yang menjuarai sesi final Pre-Moot Willem C. Vis International Commercial Arbitration Moot ke-10. Kemudian bersama tim FH UI juga sempat menjadi juara di Pre-Moot Indonesia, Pre-Moot di Praha, dan juga di Budapest yang mendapat juara 4 dari sekitar 50 tim yang turut serta.

Ke depan, di bawah kepemimpinannya yang seorang Sarjana Hukum, rencana untuk Mangkunegaran tidak lepas dari penggalian, pelestarian, dan pengembangan kebudayaan. Secara pribadi, ia hendak membuat riset dan penelitian tentang hukum adat yang berlaku di Mangkunegaran. Terutama dahulu pada saat zaman sebelum Republik Indonesia terbentuk, dimana kewenangan seorang adipati Mangkunegaran amat besar.

Ia berharap penelitian dan tulisan terkait hukum adat setempat yang digali tersebut nantinya bisa bermanfaat di masa mendatang. Dengan pengalamannya sebagai seorang corporate lawyer sebelumnya juga membantu Bhre untuk memahami dokumen-dokumen dengan lebih baik. Bahkan lebih berhati-hati dalam menulis baik surat atau dokumen lainnya. Penilaian dan ketelitian itu menjadi kebiasaan yang terbawa secara alami hingga sekarang dia menduduki takhta Mangkunegaran.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian dari masyarakat luas terhadap Puro Mangkunegaran selama ini. Ke depan kami berharap juga agar masyarakat dan Puro Mangkunegaran dapat terus berjalan bersama dalam menggali, melestarikan, dan mengembangkan kebudayaan,” ujarnya.

Terkait bidang hukum, KGPAA Mangkunegara X berharap bisa bekerja sama dengan para ahli, perguruan tinggi untuk bisa menggali tulisan, penelitian, tentang hukum adat di Mangkunegaran. Mereka hendak mengajak dan membuka lebar kesempatan untuk berkolaborasi dengan setiap masyarakat, bukan hanya sebagai pengamat tetapi juga sebagai pelaku bersama dengan Puro. Atas keterlibatan ini diharapkan nantinya masyarkat bisa melahirkan rasa kepemilikan terhadap Puro Mangkunegaran dan kebudayaannya.

Tags:

Berita Terkait