Setyaning Kartika Rini: Pengacara Perempuan Belajar melalui Perubahan
Hukumonline NeXGen Lawyers 2024

Setyaning Kartika Rini: Pengacara Perempuan Belajar melalui Perubahan

Proses riset dan analisa dalam membangun alur kasus persidangan mendorongnya untuk terus belajar hal-hal baru. Menurut Tika, memilih profesi sebagai pengacara sama seperti mengikuti suatu kompetisi maraton yang akan berlangsung untuk seumur hidup.

Tim Hukumonline
Bacaan 4 Menit
Associate Walalangi & Partners (in association with Nishimura & Asahi), Setyaning Kartika Rini. Foto: Istimewa
Associate Walalangi & Partners (in association with Nishimura & Asahi), Setyaning Kartika Rini. Foto: Istimewa

Cita-cita, mimpi, dan ambisi seseorang bukanlah sesuatu yang akan selamanya sama, seiring dengan bertambahnya usia serta pengalaman profesional seseorang. Karena itulah, tidak ada ungkapan yang cukup untuk menggambarkan pentingnya seseorang untuk selalu belajar dari setiap perubahan, baik dari eksternal maupun internal. 

Bagi Setyaning Kartika Rini, belajar sangat penting untuk menjadi yang terbaik dalam hidupnya. Belajar merupakan proses penting dalam kehidupan dan proses mengejar mimpinya. Menjadi pengacara bukanlah profesi yang dicita-citakan oleh seorang siswa sekolah semi-militer di Magelang yang akrab disapa Tika. 

Awalnya perempuan yang akrab disapa Tika ini bermimpi untuk dapat menjadi seorang perwira polisi. Namun cita-cita itu harus kandas saat Akademi Kepolisian menolak pendaftaran yang ia ajukan. 

Berbekal tekad yang kuat dan tidak gampang menyerah, Tika memutuskan untuk melanjutkan fase hidup berikutnya ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Suatu disiplin ilmu yang asing, tapi cukup menarik minat Tika. Ketertarikannya di dunia hukum muncul saat dia mulai aktif mengikuti kompetisi internal peradilan semu pidana. Hal ini yang kemudian membuat Tika lebih jatuh hati pada dunia hukum. 

Proses riset dan analisa dalam membangun alur kasus persidangan mendorongnya untuk belajar banyak hal baru dan menyalakan gairah dan mimpi baru dalam dirinya. Inilah yang membuatnya sadar betapa menyenangkan dapat menekuni profesi yang bisa terus mendorongnya untuk terus belajar hal-hal baru seumur hidup. Pencerahan yang sebenarnya diinginkan Tika dan mungkin tidak akan terungkap jika dirinya menyerah dan menolak belajar untuk beradaptasi menghadapi tantangan yang muncul dalam perjalanan hidupnya. 

Tika telah berkarir sebagai pengacara selama hampir satu dekade, menjadi salah satu pengacara muda yang sangat berbakat. Kini dia berkarya di Walalangi & Partners, berfokus pada bidang litigasi, penyelesaian sengketa, kepailitan/PKPU, ketenagakerjaan, dan manajemen krisis. 

Dia telah banyak dipercaya oleh klien, baik domestik maupun internasional, untuk membantu berbagai sengketa dan permasalahan hukum yang mereka hadapi. Kemapuan Tika dalam membantu menyelesaikan berbagai permasalahan hukum juga telah diakui dan mendapatkan berbagai pujian dari klien-klien W&P. 

Pengalaman hidup mengajarkan satu nilai penting bagi Tika, yakni tetap rendah hati dan tenang dalam menghadapi tantangan. Menurut Tika, alih-alih menjadi beban yang menakutkan, mentalitas tersebut akan membuat setiap proses pembelajaran dalam mengatasi setiap tantangan dan kesulitan menjadi menarik dan menyenangkan. 

Pembelajaran dari perjalanan pengalaman profesional akan membentuk pribadi seseorang. Namun, Tika berpandangan seorang pengacara juga harus meningkatkan kapasitas dirinya dengan mempelajari ilmu dan pengetahuan baru. 

Banyak terlibat dalam sengketa komersial membuatnya sadar bahwa penting bagi seorang pengacara untuk juga memiliki pengetahuan dan perspektif di bidang bisnis. Makanya, pada tahun 2016, Tika memutuskan untuk melanjutkan studi S2 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, joint program dengan IAE Grenoble Perancis. Suatu proses pembelajaran yang tidak mudah namun berhasil ia selesaikan pada tahun 2018. 

Ilmu, keterampilan, dan pengetahuan baru di bidang bisnis dan manajemen ini ternyata sangat bermanfaat bagi profesinya. Pembelajaran ini memberikan kemampuan yang unik dalam menganalisa suatu permasalahan hukum secara lebih komprehensif serta menemukan solusi yang tidak hanya legalistik, tapi juga praktikal. 

Tahun 2024 akan menjadi tahun yang menarik dan penuh dengan tantangan. Iklim politik yang belum dapat diprediksi secara pasti, tapi penuh dengan harapan perekonomian yang lebih baik. Tika memprediksi kondisi ini akan menimbulkan banyak tantangan baru di bidang hukum. Sehingga, tidak ada pilihan lain bagi para pengacara yang ingin memposisikan dirinya sebagai salah satu yang terbaik untuk selalu adaptif dan cekatan dalam mempelajari hal-hal baru. 

Menurut Tika, memilih profesi sebagai pengacara sama seperti mengikuti suatu kompetisi maraton yang akan berlangsung untuk seumur hidup. Tika sadar akan selalu ada hal baru yang penting dan menarik untuk dipelajari. Sama seperti maraton, menjadi pengacara juga dibutuhkan semangat dan daya tahan yang kuat untuk dapat menyelesaikan kompetisi ini. 

Kemampuan beradaptasi, mengatasi kasus yang pelik, dan meningkatkan kapasitas dirinya ini diakui oleh Luky Walalangi. Menurut Luky, Tika memiliki kemampuan analisa yang mumpuni untuk mambantu klien-klien Walalangi & Partners. Kemampuan ini juga disokong kerendahan hati dan sifat Tika yang penuh antusiasme untuk selalu mengembangkan dirinya. Dia juga tidak takut untuk keluar dari zona nyamannya 

“Kerendahan hati dan kemampuan analisa Tika serta kemauan yang kuat untuk terus berkembang telah membentuk Tika menjadi salah satu pengacara muda berbakat di firma Walalangi & Partners.” kata Luky. 

Perkembangan diri, baik personal maupun professional, bagi seorang pengacara muda tentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan bimbingan dari seorang mentor. Tika sadar bahwa apa yang dicapainya saat ini tidak lepas dari kontribusi para mentor yang pernah membimbingnya selama perjalanan kariernya, termasuk para partners dan kolega di Walalangi & Partners. 

Menurut Tika, Walalangi & Partners sadar betul akan pentingnya pengembangan diri para pengacaranya dan senantiasa memberikan dukungan penuh bagi para pengacara yang ingin mengikuti pelatihan, melanjutkan studi, maupun penugasan (secondment) di kantor cabang Nishimura & Asahi di luar negeri. Tak hanya itu, budaya berdiskusi dan kerja tim yang kompak di Walalangi & Partners menunjukkan kepada Tika bahwa melihat suatu permasalahan hukum dari berbagai perspektif dapat memberikan gambaran fakta hukum yang komprehensif, sehingga mendukung analisa hukum yang lebih akurat.

“Yang membuat Walalangi & Partners menjadi tempat yang sangat baik bagi pengacara muda untuk mengembangkan diri adalah di kantor ini, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan menunjukkan kemampuannya. Partners dan kolega selalu terbuka untuk berdiskusi setiap kali dibutuhkan. Selain itu, rasa saling memiliki dan menyayangi yang dibangun sebagai budaya di Walalangi & Partners membuat setiap orang di kantor ini dengan senang hati membantu jika ada rekannya yang membutuhkan bantuan. Semua individu di kantor ini sadar bahwa memiliki rekan diskusi yang pintar bukanlah untuk dilihat sebagai ancaman dalam berkompetisi, namun justru sebagai penyemangat bahwa tim pengacara Walalangi & Partners akan terus menjadi semakin kuat.”, ungkapnya.

Tags:

Berita Terkait