Susun Laporan Genosida untuk Israel, UN Special Rapporteur Ini Alami Ancaman
Mengadili Israel

Susun Laporan Genosida untuk Israel, UN Special Rapporteur Ini Alami Ancaman

Dalam penyusunan laporan berjudul Anatomi Genosida yang membongkar tindakan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina, UN Special Rapporteur untuk wilayah pendudukan Palestina Francesca P. Albanese mengaku mengalami ancaman. Namun ia tetap berkomitmen pada pekerjaannya.

Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit

“Selama lebih dari 76 tahun, proses ini telah menindas rakyat Palestina dengan berbagai cara. Menghancurkan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri secara demografis, ekonomi, teritorial, budaya dan politik. Dunia sekarang melihat buah pahit dari impunitas yang diberikan kepada Israel. Ini sebuah tragedi yang telah diprediksi.”

Oleh karena itu, penyangkalan terhadap kenyataan dan kelanjutan impunitas dan eksepsionalisme Israel tidak lagi dapat dilakukan. Apalagi setelah Dewan Keamanan PBB mengadopsi Resolusi 2728 pada Senin (25/3/2024) yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza selama bulan suci Ramadhan.

“Saya memohon kepada negara-negara anggota untuk mematuhi kewajiban (internasional yang diemban) yang dimulai dengan menerapkan embargo senjata dan sanksi terhadap Israel, dan memastikan bahwa masa depan tidak terulang kembali,” harapnya.

Seperti dilansir France24, ada sejumlah diplomat khususnya yang mewakili negara-negara Arab dan Muslim, serta Amerika Latin, mendukung mandat dan hasil temuan Francesca. Rusia pun merasa “ngeri” dengan operasi militer Israel yang menjadikan infrastruktur sipil sebagai sasarannya. Senada dengan itu, Tiongkok menyatakan kesiapan untuk memfasilitasi perundingan damai.

Uni Eropa pun menyerukan penyelidikan yang tepat dan independen atas semua tuduhan. Sekalipun mereka terkejut dengan jumlah korban warga sipil, namun Uni Eropa mengakui hak Israel untuk membela diri. Melalui pidatonya, Francesca mengatakan dunia harus menghadapi genosida, mencegah, dan menghukumnya. Sebagaimana Israel telah menghancurkan Gaza.

Seperti diketahui, baik Israel maupun Amerika Serikat tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Namun, Israel yang sudah lama mengkritik keras terhadap Francesca langsung menolak laporan tersebut mentah-mentah dan menganggapnya sebagai sebuah pembalikan realitas yang tidak senonoh. Sementara AS menyebut mandat Francesca bias terhadap Israel.

Kepada Al Jazeera, Francesca mengaku bahwa laporan tersebut menyebabkan dia mengalami ancaman. Meskipun dia tidak menjelaskan secara spesifik mengenai sifat ancamannya, dia juga tidak menyebutkan siapa yang mengeluarkan ancaman yang dimaksud. Meski mengalami kesulitan, dirinya tetap berkomitmen pada pekerjaannya.

“Ya, saya memang menerima ancaman. Sejauh ini saya tidak menganggap perlu tindakan pencegahan ekstra. Tekanan? Ya, dan itu tidak mengubah komitmen atau hasil kerja saya. Ini adalah masa yang sulit. Saya selalu diserang sejak awal mandat saya,” ungkap pengacara sekaligus akademisi asal Italia itu.

Tags:

Berita Terkait