Tips agar Klaim Asuransi Pengangkutan Tidak Sulit Dicairkan
Berita

Tips agar Klaim Asuransi Pengangkutan Tidak Sulit Dicairkan

Mulai dari iktikad baik hingga jeli dalam memilih polis yang dibeli.

Hamalatul Qurani
Bacaan 2 Menit

 

“Harus disampaikan fakta material ini sejelas-jelasnya barangnya apa, harganya berapa, kondisinya bagaimana dan lainnya. Kalau tidak disampaikan nanti bisa dianggap telah terjadi penyembunyian fakta,” katanya.

 

Selanjutnya, prinsip yang kebanyakan menjadi penyebab tidak cairnya klaim asuransi adalah prinsip proximate cause (hubungan sebab akibat). Berdasarkan prinsip ini, atas setiap klaim yang diajukan tertanggung akan diselidiki terkait apakah penyebab terjadinya kerugian tersebut masuk kedalam risiko yang disebutkan dalam polis? Ataukah masuk dalam pengecualian penjaminan oleh penanggung? Di sinilah tertanggung perlu jeli dalam memilih polis yang akan dibeli, mengingat memang ada polis yang menjamin all risk dengan pengecualian tertentu dan ada juga polis yang menjamin risiko tertentu saja.

 

Biasanya untuk polis dengan jaminan risiko tertentu, katanya, semakin sempit jaminan risikonya maka harganya akan lebih murah. Agar pembelian polis tak sia-sia, maka penting bagi calon tertanggung untuk mengenali ragam jenis polis dan mengecek polis sejak awal, ‘sudahkah sesuai dengan nilai jaminan atas risiko yang ingin dijaminkan?’.

 

Sekadar diketahui, berdasarkan Institute Cargo Clause A 1/1/82 dijabarkan jenis risiko apa saja yang dijamin dalam asuransi pengangkutan laut serta risiko apa saja yang dikecualikan. ICC ini merupakan standar yang dipergunakan di London dan juga digunakan di Indonesia sesuai kesepakatan para pihak. “Kalaupun ada perubahan atas ketentuan ICC itu, tetap diperbolehkan diatur, sepanjang perubahan tersebut disepakati di awal,” terangnya.

 

Selain itu, prinsip indemnity tak kalah penting untuk dipahami. Prinsip ini berkaitan dengan pengembalian posisi keuangan tertanggung seperti sesaat sebelum terjadinya kerugian. Alasannya, karena suatu barang jelas akan berubah seiring lamanya penggunaan. “Hari ini baru, besok sudah bekas, tahun depan sudah berkurang nilainya. Jadi indemnity ini mempertimbangkan faktor keausan barang,” jelasnya.

 

Akan tetapi, dalam perkembangannya ada juga polis yang tak mendasarkan diri pada prinsip indemnity. Jenis polis asuransi tertentu misalnya ada yang menawarkan ganti kerugian sama seperti baru, bahkan ada juga yang menjaminkan termasuk imaginary profit atas objek pertanggungan yang mengalami kerugian itu. “Ada banyak sekali jenis polis ini, makanya tertanggung harus jeli dalam memilih polis,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait