Tips Dari Lawyer Agar Tak Resah dan Latah Hadapi Legaltech
Utama

Tips Dari Lawyer Agar Tak Resah dan Latah Hadapi Legaltech

Lawyer tetap tak tergantikan. Perusahaan perlu membuat perencanaan terintegrasi dan terukur sebelum beralih menggunakan legaltech.

Oleh:
Normand Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

Berbagai akses regulasi, administrasi, dan informasi hukum yang sudah terbuka lewat internet sudah bukan lagi pekerjaan yang bisa ditawarkan sebagai layanan jasa lawyer. “Mereka harus bisa memberikan nilai tambah yang lain,” kata Kosasih menambahkan.

 

Bagi Kosasih yang bekerja sebagai in house counsel di perusahaan berbasis teknologi, legaltech perlu disikapi dengan tepat. Ia menyatakan kehadiran teknologi apa saja termasuk legaltech tidak berarti pasti menjadi solusi terbaik untuk digunakan. Justru ia menilai penggunaan teknologi terbaru jarang berdasarkan roadmap yang jelas.

 

“Ketika akan menggunakan teknologi, isu apa yang mau diatasi? Solusi apa saja yang tersedia? Dana memadai? Infrastruktur mendukung? Pelatihannya bagaimana?” ia menjelaskan.

 

Kosasih mengamati bahwa tren penggunaan teknologi, termasuk legaltech, di perusahaan lebih sering reaktif tanpa perencanaan jelas dan perhitungan komprehensif. “Biasanya hanya karena ada penawaran menarik dari penyedia produk legaltech misalnya, lalu berminat dan langsung pakai,” ia menambahkan.

 

Baca:

 

Pengalamannya di Gojek menunjukkan bahwa penggunaan legaltech hanya dengan memastikan efisiensi dan efektifitas apa yang ingin dicapai. Tujuan utamanya pun sebatas untuk membantu tim in house counsel dalam melayani berbagai keperluan dari tim lainnya di perusahaan.

 

Pendapat ini dibenarkan oleh Ibrahim yang mengamati ada ekspektasi berlebihan dalam menempatkan teknologi sebagai solusi. “Sebenarnya kita sering salah mengerti, teknologi tidak bisa berfungsi tanpa mengubah budaya kerja,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait