Tri Gati Mareta Sampaikan ‘Modal’ In House Counsel untuk Capai Karier Impian
Women in Law Stories

Tri Gati Mareta Sampaikan ‘Modal’ In House Counsel untuk Capai Karier Impian

Meliputi kemampuan analisa yang baik, kemampuan memberi solusi terhadap potensi permasalahan hukum yang akan muncul, pemahaman atas proses bisnis, team work, dan attitude.

Rofiq Hidayat
Bacaan 3 Menit
Associate Vice President of Legal (AVP) PT Bukalapak.com (Tbk), Tri Gati Mareta. Foto: Istimewa
Associate Vice President of Legal (AVP) PT Bukalapak.com (Tbk), Tri Gati Mareta. Foto: Istimewa

Tri Gati Mareta merupakan Associate Vice President of Legal (AVP) PT Bukalapak.Com Tbk. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Managing Associate di Melli Darsa & Co, a member of PwC Global Network. Selain itu, ia pernah menjadi bagian dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk., PT Indonesia Epson Industry, dan PT CIMB Niaga Tbk.

Atas segala kerja kerasnya, dia berulang kali mendapat pengakuan internasional mulai dari penghargaan Construction & Real Estate In-House Team of The Year; Top five finalist In-House Woman Lawyer of The Year, Finalist Innovative In-House Team of The Year, dan lain sebagainya. Kepada Hukumonline, Tri berbagi pengalamannya seputar dunia in house counsel.

“Saat ini telah banyak lulusan sarjana hukum, yang membedakan sarjana hukum siap pakai adalah mereka yang telah memiliki pengalaman serta kemampuan analisa yang baik dan kemampuan memberi solusi terhadap potensi permasalahan hukum yang akan muncul di kemudian hari,” ujar Tri di Bukalapak Headquarters, Kamis (28/7/2022).

Selengkapnya, simak video pada tautan berikut ini!

Baca Juga:

Menurutnya, hal itu akan dapat membantu karier seseorang untuk dapat survive di tengah ketatnya persaingan. Apabila hendak merintis karier sebagai in house counsel, modal yang diperlukan untuk mencapainya adalah pemahaman atas proses bisnis, team work, dan attitude yang baik.

Modal itu diperlukan mengingat hal yang dihadapi dalam mengemban tugas sebagai in house counsel. Misalnya, banyaknya perjanjian yang harus di-review dan mengirimkan kepada para business owner di internal perusahaan dengan waktu yang cepat. “Kebetulan di perusahaan kami ada SLA atau service level agreement untuk melakukan review perjanjian atau dokumen-dokumen lain,” kata alumnus Fakultas Hukum UGM dan Master of Law dari University of Melbourne ini.  

Untuk itu, seorang in house counsel harus pintar-pintar mengatur waktu. Harus pandai pula memilah pekerjaan mana saja yang terkategorikan penting untuk diprioritaskan terlebih dahulu. Kedua, tambahan pekerjaan administrasi yang didalamnya melakukan due diligence (uji tuntas).  

“Sebelum menandatangani perjanjian, kami harus melakukan due diligence. Hal ini berarti kita harus meluangkan waktu tidak hanya me-review perjanjian, tapi juga untuk me-review anggaran dasar serta lisensi yang dimiliki partner dan vendor. Kita juga menganalisa apakah perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan telah memiliki izin yang tepat sesuai dengan rencana bisnis perusahaan?”

Sebagai in house counsel juga harus mampu mengadministrasikan perjanjian yang sudah di-review untuk bisa ditata dengan rapi di ruangan arsip. Meski kini sudah ada sistem yang dapat memudahkan hal itu, namun terkadang masih terdapat kendala dimana partner belum teredukasi dengan baik mengenai sistem tersebut.

Yang menjadi tantangan ide kreatif dari bisnis online, Tri menyebutkan laju perkembangan bisnis lebih cepat daripada peraturan yang berlaku. Sebut saja RUU Perlindungan Data Pribadi yang belum disahkan. Namun demikian, Bukalapak sebagai technology company harus menerapkan compliance yang baik, sehingga data pribadi dan customer tetap terlindungi.

“Pengalaman menarik yang saya rasakan adalah ketika saya bekerja sebagai in house lawyer di BUMN, perusahaan saya sebelumnya, saya diajarkan leadership oleh mentor. Bekerja keras dan kekeluargaan adalah nilai-nilai yang saya terapkan saat ini di Bukalapak. Bersyukur saat ini saya bergabung dengan perusahaan dimana direktur finance kami sangat supportive terhadap tim legal,” ungkapnya.

Kini, Tri memiliki legal squad yang solid dan mau untuk bekerja keras mendedikasikan diri untuk perusahaan. “Meskipun kami harus meluangkan waktu yang lebih untuk menyelesaikan pekerjaan, tapi kami tidak menganggapnya sebagai beban yang berat dan merasa enjoy dalam menjalankan tugas.”

Tags:

Berita Terkait