Kemiskinan Bukan Alasan Mengeksploitasi Anak
Berita

Kemiskinan Bukan Alasan Mengeksploitasi Anak

Segudang aturan yang dimiliki untuk memberikan perlindungan kepada anak, tak berbanding lurus dengan fakta di lapangan. Semua kembali ke pilihan orang tua masing-masing.

M-7
Bacaan 2 Menit
Anak jalanan kerap dieksploitasi dengan alasan kemiskinan. <br> Foto: Sgp
Anak jalanan kerap dieksploitasi dengan alasan kemiskinan. <br> Foto: Sgp

Di bawah terik matahari, Sri membelah antrean mobil di perempatan lampu merah jalan di Depok. Sambil menggendong anaknya yang baru berusia setahun, perempuan yang tengah hamil empat bulan itu mendatangi satu per satu mobil yang terjebak lampu merah. Tadahan tangan ia julurkan untuk mengetuk hati si empunya mobil.

 

Sudah tiga tahun Sri melakoni pekerjaan mengemisnya itu. Sebelumnya, ia pernah bekerja sebagai pencuci pakaian. Pekerjaan itu akhirnya ditinggalkan karena ia tak pernah digaji. Namun, Sri juga tak berniat selamanya menjadi pengemis. “Nanti saya berhenti mengemisnya kalau sudah melahirkan,” ujarnya kepada hukumonline.

 

Meski mengandung, Sri tak terlihat kerepotan menggendong anaknya sambil meminta-minta. Ia mengaku terpaksa membawa anaknya mengemis di jalan karena tak bisa meninggalkan si kecil sendirian di rumah. “Kalau ditinggal di rumah, nggak ada yang jagain.” Kehadiran si kecil pada saat mengemis, lanjut Sri, tak selamanya berbuah manis. “Kadang bisa dapat banyak, tapi juga kadang dapatnya sedikit.”

 

Sosok Sri, si buah hati, dan calon jabang bayi adalah potret jamak pengemis yang ada di kota-kota besar. Bahkan kita mungkin kerap melihat anak kecil yang menjadi pengemis, pengamen, atau penjaja asongan di pinggir jalan. Liputan media yang mengangkat isu tentang kehidupan mereka juga sering kita baca atau saksikan. Jika ditanya alasan utama kenapa orang seperti Sri dan anak kecil lainnya meminta-minta atau berjualan di pinggir jalan, akan selalu muncul masalah klasik. Yaitu kemiskinan.

 

Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Magdalena Sitorus menuturkan, anak memang kerap dieksploitasi untuk menjadi ‘pekerja jalanan’ dengan alasan kemiskinan. Magdalena sendiri membagi dua jenis kemiskinan. Kemiskinan secara ekonomi dan kemiskinan pengetahuan.

 

Kemiskinan pengetahuan, lanjut Magdalena, terjadi ketika orang tua menganggap dirinya berkuasa penuh terhadap kehidupan anak. Ujungnya, orang tua merasa berhak menyuruh anak untuk bekerja di lingkungan yang berbahaya sekalipun. Parahnya lagi, berdasarkan temuan penelitian KPAI, eksploitasi terhadap anak untuk bekerja di jalanan sudah terorganisir rapi.

Tags:

Berita Terkait