“Memang persentase peserta (Calon Hakim Agung) perempuan itu selalu jomplang (dibandingkan peserta laki-laki). Alhamdulilah satu masuk, beliau masuk kamar pidana. Kita meng-encourage mereka (hakim perempuan untuk mendaftar) tapi kami memperlakukannya non-diskriminatif, semua (diperlakukan) tetap sama,” ujar Sukma Violetta selaku Anggota KY RI kepada Hukumonline, Sabtu (2/12/2023).
KY meyakini seluruh hakim perempuan yang dapat lolos menjadi Calon Hakim Agung merupakan individu-individu terbaik yang menonjol. “Kemarin itu (Ainal Mardhiah) baru satu tahun (sebagai hakim tinggi) sudah sangat menonjol. Bisa bekerja sama dengan berbagai lembaga, seperti dengan LSM, perguruan tinggi, luar biasa,” ujar Sukma memuji.
Terlepas dari dukungan KY yang senantiasa dicurahkan terhadap kalangan hakim senior untuk mengikuti seleksi calon hakim agung, Sukma menegaskan ada ragam persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Utamanya adalah integritas dan kapasitas, dimana kandidat seleksi akan melewati ketatnya seleksi yang dilakukan.
“Kami sangat berharap, walau dari jumlah (kandidat hakim agung perempuan) sedikit, Tetapi menyebarluaskan, mengedukasi masyarakat, dan sesama perempuan bahwa jangan takut untuk mencapai yang tertinggi dalam karier,” pesannya.