Andri Rizki Putra, Millennial Lawyer yang Having Fun jadi Aktivis Sosial
Utama

Andri Rizki Putra, Millennial Lawyer yang Having Fun jadi Aktivis Sosial

Seimbang dalam berkarier, bersenang-senang, dan berkontribusi bagi masyarakat luas.

Norman Edwin Elnizar
Bacaan 2 Menit

 

Keseriusan Rizki dengan gerakan pendidikan ini sempat pula membawanya lolos beasiswa pemerintah melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Ia berhasil meraih predikat magna cumlaude dari Boston University, School of Education dengan gelar Master of Education (Ed.M) in Educational Leadership and Policy Studies tahun 2018 lalu.

 

Ia mengaku tak pernah merancang YPAB diliput media massa secara luas dan menjadi gerakan besar. Fokusnya adalah memberikan dampak sosial maksimal untuk meningkatkan kualitas hidup peserta didik YPAB. “Concern gue justru bagaimana peserta didik yang lulus bisa langsung diserap oleh kebutuhan tenaga kerja di Indonesia,” kata Rizki yang kini melanjutkan kariernya di Schinder Law Firm sebagai Senior Associate.

 

Saat ini Rizki masih mencari pola pengembangan YPAB yang tepat dan lebih baik lagi. Ia tidak ingin sekadar memperluas jaringan YPAB tanpa mampu menjaga standar mutu yang dibangun sejak awal. Pun ia tak ingin sekadar memberikan harapan semu pada para peserta didik. “Itu akan menjadi tantangan kami. Jangan sampai kami hanya menjual mimpi,” ujarnya.

 

Tentu saja semua ia lakukan bersama para pengelola YPAB sembari menjalankan profesi masing-masing. Pria yang menekuni spesialiasasi banking and finance dalam lawyering ini bahkan masih ingin kembali melanjutkan studi LL.M. ke salah satu ivy leagues di Amerika. Rizki ingin merambah wilayah timur Indonesia untuk cabang rumah belajar YPAB berikutnya.

 

Ketika ditanya apa pesan yang ingin disampaikan kepada rekan-rekan sesama lawyer muda, Rizki justru menekankan soal kerendahan hati dalam berkarier. Terutama bagi mereka yang merasa punya segudang pengalaman dan prestasi semasa di kampus dulu. Banyak bergaul dengan kalangan marginal diakui Rizki membuatnya jadi milenial yang lebih rendah hati dan tahu diri.

 

“Gue juga pernah jadi lawyer yang songong waktu mulai kerja. Banyak prestasi yang bikin jadi merasa besar. Akhirnya frustasi, depresi, lalu sadar. Kalau nggak bisa humble, nggak bisa kolaborasi dengan orang lain. Karena merasa orang lain nggak lebih pinter dari kita,” katanya.

Tags:

Berita Terkait