Cara Memilih Jurnal Internasional yang Tepat
Terbaru

Cara Memilih Jurnal Internasional yang Tepat

Dalam penerbitan jurnal internasional bereputasi, ada langkah-langkah yang perlu diikuti yaitu dengan cara penelusuran bahan hukum dan memilih jurnal internasional untuk wadah publikasi dengan cara menyiapkan substansi dan teknisnya.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit
Dhiana Puspitawati selaku dosen Fakultas Hukum Brawijaya, pada kesempatan pelatihan penulisan jurnal ilmiah yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS).
Dhiana Puspitawati selaku dosen Fakultas Hukum Brawijaya, pada kesempatan pelatihan penulisan jurnal ilmiah yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS).

Memilih jurnal internasional yang tepat dengan kredibilitas dan bereputasi yang baik memerlukan proses yang panjang dan bukan perkara yang mudah. Perlu cara dan ketekunan yang harus dilakukan agar bisa memperoleh jurnal internasional yang tepat.

Fakultas Hukum Universitas Brawijaya khususnya program magister, mempersyaratkan mahasiswa untuk bisa jurnalnya tembus ke dalam Sinta 2 dan jurnal internasional yang hanya terindeks Directory of Open Access Journals (DOAJ).

Dhiana Puspitawati selaku dosen Fakultas Hukum Brawijaya, pada kesempatan pelatihan penulisan jurnal ilmiah yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) mengungkapkan bahwa publikasi jurnal bukan untuk institusi atau kampus melainkan untuk mahasiswa atau dosen itu sendiri.

Baca Juga:

“Kewajiban publikasi bukan untuk institusi atau kampus, kita sebagai penulis juga mendapat keuntungan dari publikasi ini. Ketika jurnal kita sudah terpublikasi, maka secara tidak langsung itu juga mempromosikan diri kita sendiri sehingga kewajiban publikasi ini menguntungkan diri kita pribadi,” jelasnya pada Jumat (16/9) secara daring.

Ia melanjutkan, kewajiban publikasi jurnal internasional bereputasi tersebut adalah syarat kelulusan atau memperoleh gelar tertentu, namun dibalik publikasi jurnal ilmiah akan sangat berguna bagi kedua belah pihak, baik untuk institusi dan juga untuk penulis itu sendiri.

Pada kesempatan itu, Dhiana membeberkan langkah-langkah untuk publikasi jurnal atau artikel ilmiah.

“Dalam penerbitan jurnal internasional bereputasi, tentu memiliki langkah-langkahnya, yaitu dengan cara penelusuran bahan hukum dan memilih jurnal internasional untuk wadah publikasi dengan cara menyiapkan substansi dan teknisnya,” jelasnya.

Fungsi penelusuran jurnal internasional tersebut yaitu sebagai sarana untuk mencari bahan bacaan atau referensi, sebagai cara untuk mengetahui apakah topik yang diangkat sudah pernah atau belum pernah ditulis orang lain, kemudian untuk mengidentifikasi dan menemukan jurnal mana yang akan digunakan sebagai wadah publikasi sebagai syarat kelulusan.

Dhiana juga membeberkan sebuah jurnal internasional yang bermutu memiliki beberapa indikator yang menaunginya.

“Indikator jurnal bermutu itu di dalamnya ada konsistensi, penulis yang dapat dipertanggungjawabkan, siapa saja editorial board-nya apakah memiliki reputasi akademik yang baik, lalu sitasi, konsistensi artikelnya, reviewer, indeks, journal policy, dan online availability database,” paparnya.

Di Indonesia, ada dua situs jurnal yang sering digunakan untuk mempublikasikan jurnal ilmiah, yaitu Scopus dan Thomson Reuters. Scopus mengindeks lebih dari 22 ribu judul jurnal, prosiding dan buku. Sedangkan, Thomson Reuters mempunyai beberapa pangkalan data seperti web of science dan web of knowledge yang telah mengindeks lebih dari 12 ribu jurnal, prosiding, dan buku.

“Mengapa selalu dua lembaga ini yang menjadi lembaga indeks terbesar, karena sumbagannya terhadap bidang keilmuan, kualitas artikel, tahapan penilaian, di review oleh editor yang tersohor dan pengarang yang bersifat internasional,” jelas Dhiana.

Dalam pembuatan jurnal internasional bereputasi, Dhiana juga membocorkan cara membawa jurnal internasional yang dituliskan apakah sudah memenuhi standarisasi dan mutu tertentu.

“Ada cara agar sebuah jurnal yang telah kita tulis masuk ke dalam kategori jurnal yang bermutu, yaitu bisa dilihat lewat Sinta, lewat DOAJ, lewat elsevier, lewat Scopus, lewat Scimago, dan lewat web of science clarivate,” lanjutnya.

Sebuah jurnal yang telah masuk ke dalam jurnal internasional bereputasi, akan berkemungkinan juga kualitasnya menurun sehingga Scopus memberikannya status discontinue atau under re-evaluation.

Discontinue diberikan untuk jurnal yang status indeksnya dicabut oleh Scopus, lalu status under re-evaluation diberikan Scopus untuk menjaga kualitas jurnal, sehingga Scopus mengadakan re-evaluation secara rutin,” tutupnya.

Tags:

Berita Terkait