Jadi Negara Kelas Menengah Bawah, Pemerintah Diminta Fokus Atasi Covid-19
Terbaru

Jadi Negara Kelas Menengah Bawah, Pemerintah Diminta Fokus Atasi Covid-19

Untuk saat ini, pemerintah perlu fokus pada penyediaan kebutuhan pokok, seperti pangan, obat-obatan, peralatan medis, kelangsungan sektor kesehatan, transportasi dan logistik.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 4 Menit
Ilustrasi: HOL
Ilustrasi: HOL

World Bank atau Bank Dunia baru saja memasukan Indonesia sebagai negara dengan status berpenghasilan menengah bawah atau lower middle income. Status tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang menyatakan Indonesia masuk klasifikasi negara berpenghasilan menengah atas atau upper middle income. Bank Dunia menyatakan Indonesia mengalami penurunan Gross National Income dari $4.050 dollar AS turun menjadi $3.870 dollar AS di tahun 2021.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah disarankan tetap fokus pada kebijakan penanganan pandemi. Hal ini karena pengelompokkan negara berdasarkan data juga kerap kali menjadi rujukan apakah suatu negara memenuhi syarat dalam mengakses fasilitas yang dimiliki oleh Bank Dunia salah satunya termasuk harga pinjaman atau loan pricing. Hasil Bank Dunia tersebut juga diharapkan menjadi evaluasi pemerintah memulihkan perekonomian nasional.

“Pemerintah perlu terus fokus pada penanganan pandemi karena penanganan pandemi akan sangat menentukan keberhasilan memulihkan perekonomian. Data ini boleh menjadi bahan evaluasi tetapi jangan dijadikan fokus dan sampai menomorduakan penanganan pandemi,” terang Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Pingkan Audrine Kosijungan, Jumat (9/7). (Baca: Perjalanan Transportasi di Kawasan Aglomerasi Diperketat)

Hukumonline.com

Sumber: World Bank

Dia mengatakan perubahan posisi Indonesia tersebut mendapat sorotan utama mengingat Indonesia masih berupaya untuk memulihkan ekonomi yang terdisrupsi sejak pandemi tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun ini dilaporkan masih terkontraksi di minus 0,74% year-on-year (yoy). Pemerintah menargetkan pertumbuhan di kuartal dua tahun ini dapat menembus 7%, namun target tersebut dirasa cukup ambisius jika melihat lonjakan kasus terus terjadi sepanjang pertengahan Mei hingga minggu kedua Juli tahun ini.

 Hal tersebut tidak lepas dari dampak penanganan pandemi Covid-19 yang memengaruhi kegiatan ekonomi dari segala sisi termasuk pendapatan, konsumsi, produksi, investasi, hingga perdagangan internasional yang mencakup kegiatan ekspor dan impor. Berubahnya posisi Indonesia ini memang dapat dipahami karena GNI pada tahun 2020 sangat dekat dengan ambang batas bawah upper-middle income sehingga sangat rentan untuk jatuh kembali. Terlebih dengan kondisi pandemi yang masih belum terkendali seperti saat ini.

 “Implementasi PPKM Mikro dan sekarang yang sudah beralih menjadi PPKM Darurat diperkirakan akan memukul pertumbuhan ekonomi kuartal III. Untuk saat ini, pemerintah perlu fokus pada penyediaan kebutuhan pokok, seperti pangan, obat-obatan, peralatan medis, fokus pada pada kelangsungan sektor kesehatan, transportasi dan logistik,” jelasnya.

Saat ini kondisi Covid-19 dengan varian Delta telah mencatatkan lonjakan kasus bahkan rekor angka kematian perhari yang menembus empat digit per 7 Juli 2021. Jumlah ketersediaan fasilitas kesehatan di berbagai provinsi juga sudah cukup mengkhawatirkan karena banyak pasien yang tidak dapat tertangani dengan cepat. Kebijakan pengendalian pandemi yang berfokus pada kesehatan masyarakat menjadi semakin penting untuk dikedepankan.

Tags:

Berita Terkait