Lika Liku Sunyinya Mencari Hakim Pengawas yang Sepi
LIPUTAN KHUSUS

Lika Liku Sunyinya Mencari Hakim Pengawas yang Sepi

Menelusuri dari satu pengadilan ke pengadilan lain di seluruh pelosok Indonesia untuk dikaderisasi. Integritas dan memiliki relijius yang tinggi menjadi modal menjadi hakim pengawas.

Tim Hukumonline
Bacaan 2 Menit
Soal integritas dan tanggungjawab menjadi persyaratan utama yang dilontarkan dalam tanya jawab. Misalnya, apakah hakim bersangkutan ‘bermain perkara’ atau sebaliknya. Namun soal ketaatan dalam beribadah calon hakim yang dibidik, menjadi nilai plus di mata mantan hakim yang pernah bertugas di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan periode 2008-2010 ini.
“Saya biasa mancing dan bicara di kantin pengadilan. Saya tanya pesuruh (officeboy pengadilan, red). Kemudian, yang lebih membuat Kami yakin orang itu ibadahnya taat. Misalnya kalau sholat dzuhur di mushola pengadilan tepat waktu,” ujarnya. (Baca juga: Cerita Strategi ’Makelar Mobil’ Memergoki Hakim Nakal)
Penelusuran jejak rekam calon hakim pengawas tak berhenti. Hakim pengawas pun terus melakukan investigasi dengan mengumpulkan data. Jejak rekam ditelusuri di sejumlah pengadilan yang pernah menjadi tempat tugasnya. Nugroho pun berupaya mencari benar tidaknya integritas hakim yang dibidik. Caranya, dengan mencari tahu ke pihak Ketua Pengadilan yang pernah menjadi tempat hakim tersebut bertugas. Soalnya, pihak yang mengetahui integirtas seorang hakim adalah orang di sekelilingnya.
Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali mengamini pandangan Nugroho. Menjadi seorang hakim pengawas mesti memiliki integritas lebih. Modal utama yang mesti dipegang seorang hakim pengawas  selain memiliki tingkat relijius, adalah integritas. Hal tersebut berdampak pada proses pemeriksaan terhadap hakim yang diperiksa misalnya.
“Jadi dia harus berintegritas. Kalau melakukan pemeriksaa orang betul-betul bisa berwibawa melihat dia. Kalau dia pernah bersalah, nanti isebut orang kamu penah begitu juga,” ujarnya. “Satu lagi, agar terlihat wibawa hakim butuh sedikit sombong.”
Jembatan menapak karier
Bawas memang badan di MA tergolong baru, dibentuk pada 2004 silam. Kebanyakan orang memiliki cara pandang, hakim yang bertugas di bidang pengawasan sebagai ‘buangan’. Padahal seleksi menjadi hakim pengawasan cukup ketat. Bahkan hakim yang bertugas di pengawasan memiliki catatan baik dan integritas mumpuni.
Hatta Ali sebagai orang yang pernah menjabat sebagai Ketua Muda bidang Pengawasan ini optimis, Bawas sebagai tempat menapaki karier tinggi. Hatta Ali pun mampu mengubah cara pandang kebanyak orang. Ya, setidaknya hakim  di bidang pengawasan cenderung memiliki karier moncer. “Makanya di Bawas  saya seleksi betul,” ujarnya.  (Baca juga: Mandi Keringat di Badan Segala Urusan)
Tags:

Berita Terkait