PERADI FC Tinggalkan Kenangan Indah di Mundiadvocat 2022
Terbaru

PERADI FC Tinggalkan Kenangan Indah di Mundiadvocat 2022

Menang 7-2 atas Mexico.

Aji Prasetyo
Bacaan 4 Menit
Pemain PERADI FC merayakan gol saat melawan Mexico. Foto: Abe
Pemain PERADI FC merayakan gol saat melawan Mexico. Foto: Abe

PERADI FC telah menjalani pertandingan terakhir dalam ajang Piala Dunia Advocat atau yang lebih dikenal dengan ajang Mundiadvocat 2022 di Marrakesh, Maroko. Dalam pertandingan kali ini perwakilan advokat Indonesia tersebut menang telak 7-2 dari wakil Mexico, Abigados Internationales Torreon.

Kemenangan ini terasa manis karena PERADI FC sempat tertinggal dua gol lebih dulu pada babak pertama. Meskipun sebenarnya mereka terus menyerang, tapi selalu gagal menjebol gawang lawan, selain itu dua gol PERADI FC pun dianulir wasit karena dianggap dalam posisi offside.

Tim lawan pun mengambil keuntungan dengan melakukan serangan balik yang berbuah dua gol. Namun apapun bisa terjadi dalam sepakbola termasuk membalikkan kedudukan atau keadaan dan hal ini dilakukan PERADI FC.

Mental baja dan pantang menyerah diperlihatkan Tim PERADI FC. Madden Siagian, Kapten sekaligus pemain paling senior memberi contoh yang bisa dibilang bukan hanya baik, tetapi cukup luar biasa. Ia tidak hanya memperkecil kedudukan tetapi justru membalikkan keadaan.

Baca Juga:

Ya, tiga gol diciptakan Madden, sehingga skor berubah menjadi 3-2. Salah satunya dilakukan dengan mengoceh bukan hanya lini belakang, tetapi juga kiper lawan. Gol pertama tentunya menjaga semangat pemain jika mereka masih punya peluang; gol kedua membuat optimisme pemain jika mereka bisa menang; dan gol ketiga menjadi bukti sikap pantang menyerah mereka terutama pada pertandingan terakhir kal ini.

Setelah mencetak tiga gol, Madden pun diganti dan Marco Chandra masuk menggantikannya. Masuknya Marco membuat serangan PERADI FC makin menyulitkan lawan, sehingga pemain lain bisa membuka peluang untuk mencetak gol.

Hal itu terbukti dari terciptanya gol ketiga dari Yudha Prasetya. Proses terjadinya gol ini hampir sama dengan yang dilakukan Madden yaitu berhadapan satu lawan satu dengan kiper dan bola mengalir ke gawang lawan, skor pun berubah menjadi 4-2.

Unggul dua gol, kepercayaan diri para pemain semakin tinggi, Deppy pemain tengah PERADI FC melakukan tendangan dari luar kotak penalti dan bola menerjang deras ke pojok kanan gawang lawan dan mengubah skor menjadi 5-2.

PERADI FC sudah sepenuhnya menguasai pertandingan. Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menambah keunggulan. Aldi yang kerap merepotkan pertahanan lawan mencatatkan namanya di papan skor dan menambah keunggulan menjadi 6-1.

Hanif yang baru masuk di 10 menit akhir babak kedua juga tak mau kalah dengan rekan-rekannya. Ia berhasil menanduk bola hasil tendangan sudut dan menutup pertandingan menjadi 7-2. Sebagai catatan, 7 gol PERADI FC dicetak hanya dalam kurun waktu 18 menit. Pada babak kedua menit ke-22, tim PERADI FC masih tertinggal dua gol, sementara pertandingan sendiri berlangsung selama 2x40 menit.

Akhir Keikutsertaan?

James Purba, manajer sekaligus Ketua Tim Rombongan PERADI FC sangat bangga pada hasil yang dicapai. Menurutnya para advokat Indonesia membuktikan jika sebenarnya mereka bisa berbuat banyak pada ajang olahraga, khususnya sepakbola.

Dan hasil ini menurut James, seakan menjadi kenangan manis yang ditinggalkan PERADI FC pada ajang Piala Dunia para advokat ini. Sebab besar kemungkinan timnya tidak akan ikut lagi turnamen dua tahunan ini yang pada 2024 nanti akan diselenggarakan di Perancis.

"Kalau saya cukup sampai sini (Mundiadvocat 2022 di Maroko) saja," kata James kepada Hukumonline.

Menurut James, ada dua alasan utama turnamen Mundiadvocat ini adalah yang terakhir kali. Pertama ia menganggap panitia Mundiadvocat tidak profesional dalam menyelenggarakan turnamen yang cenderung merugikan PERADI FC, padahal turnamen ini sifatnya internasional karena diikuti oleh banyak negara dari berbagai belahan dunia.

Sedikitnya dua kali PERADI FC dirugikan oleh penyelenggara, pertama yaitu kepemimpinan wasit pada saat melawan Casablanca Advocats A asal Maroko yang seakan menguntungkan tuan rumah, sehingga PERADI FC gagal masuk perempat final.

Setelah itu yang lebih membuat James cukup murka ketika Tim-nya dianggap kalah karena tidak hadir dalam pertandingan. Padahal ketidakhadiran mereka karena kesalahan panitia yang mengubah jadwal pertandingan tanpa adanya konfirmasi dan informasi kepada PERADI FC.  

James menjelaskan pada 14 april 2022 kita diminta isi formulir mengenai siapa yang menjadi kapten dan wakil kapten, kemudian email dan nomor telepon seluler untuk berkomunikasi. James pun memperlihatkan kepada Hukumonline persyaratan dari Mundiadvocat termasuk sisi administrasi dan kesemuanya sudah dipenuhi.

Tidak hanya kapten dan wakil kapten, seluruh pemain yang bertarung di ajang Mundiadvocat pun telah dicantumkan nomor telepon seluler beserta emailnya.

"Kemudian alasan dia sudah komunikasikan melalui kapten, tapi Marco selaku kapten tim tidak pernah dikirimi informasi apapun, tapi pemberitahuan mereka cuma di medsos dan website mereka," terangnya.

James melanjutkan sebelumnya ia diinformasikan sebelumnya untuk pertandingan pukul 21.00, kemudian tiba-tiba ada perubahan. "Pegangannya itu kalau ada perubahan kan tidak cukup di website, kan mereka bisa hubungi lewat telepon atau wa ke kapten loh kan aturannya melalui kapten yang selalu kita bilang, ini gak ada informasi," jelasnya.

Untuk turnamen Internasional sendiri PERADI FC sudah mengikuti tiga kali di level Asia dan tiga kali di level Dunia dan mayoritas James lah yang mengeluarkan dana baik untuk pertandingan, akodomasi mulai dari penerbangan, hotel hingga makan selama turnamen.

Dan angka yang dikeluarkan untuk sebuah turnamen juga tidak bisa dibilang kecil. Untuk Maroko saja misalnya, tiket pesawat satu orang sebesar Rp21 juta hanya sampai Casablanca, setelah itu masih menyewa bis untuk ke Marrakesh. Untuk makan selama di Maroko untuk rombongan berjumlah 36 orang sekitar Rp5 juta untuk 9 malam.

Sementara untuk mengikuti pertandingan harus membayar biaya sebesar Rp15 juta per orang, sehingga untuk total per orang sekitar Rp41 juta. Jika dihitung untuk biaya mengikuti satu turnamen sekitar 20 orang saja sudah Rp820 juta. Angka tersebut belum termasuk persiapan sebelum pertandingan seperti menyewa lapangan, perlengkapan dan lain sebagainya.

"Kalau saya pribadi punya keputusan sampai disini lah, satu karena kurang professional dengan panitia mundi dan saya sudah cukup kontribusi dengan 6 kali kalau ada rekan-rekan yang mau cari sponsor urunan biaya sponsor ya enggak papa karena sudah saatnya juga mereka independen," katanya.

Tags:

Berita Terkait