Ini Hasil Temuan Awal Komnas HAM terhadap Tragedi Stadion Kanjuruhan
Utama

Ini Hasil Temuan Awal Komnas HAM terhadap Tragedi Stadion Kanjuruhan

Banyak jenazah korban wajahnya membiru, mata merah, dan keluar busa. Indikasi kuat korban tewas karena kekurangan oksigen.

Ady Thea DA
Bacaan 4 Menit

Ketiga, Anam menelusuri rentang waktu karena ketika wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, situasi tergolong kondusif. Tapi kenapa kemudian terjadi kericuhan? Dari informasi yang diperoleh menyebut gas air mata yang ditembakan aparat keamanan membuat panik. Ada akses pintu yang terbuka, tapi sempit dan ada pintu yang tertutup, sehingga membuat banyak jatuh korban.

“Kami mendalami bagaimana perencanaan pengamanan karena ini sangat penting,” ujarnya.

Menurut Anam, sebab gas air mata bisa masuk stadion ada dalam perencanaan pengamanan. Apakah perencanaan itu telah dilakukan secara matang, misalnya melakukan simulasi, gladi bersih, sehingga petugas keamanan mengetahui titik krusial. Kemudian memahami budaya suporter khususnya Aremania dimana mereka merangsek masuk lapangan itu bukan berarti rusuh. “Perencanaan keamanannya itu gimana?”

Keempat, banyak pihak seperti dari tokoh masyarakat Malang, masyarakat Malang, dan Aremania mendesak agar ada pihak yang dijadikan tersangka. Karena jelas terlihat dalam tragedi itu telah terjadi kekerasan dan ratusan jiwa melayang. Masyarakat sangat menunggu tindakan hukum yang ditempuh secara serius oleh aparat penegak hukum.

“Ini harapan spesifik dari hasil pertemuan kami dengan masyarakat, tokoh di Malang dan Aremania agar segera ada penetapan tersangka,” imbuhnya.

Upaya pembungkaman

Sementara itu, organisasi masyarakat sipil banyak menerima informasi maraknya intimidasi sistematis melalui penangkapan dan pemeriksaan secara ilegal yang diduga kuat dilakukan aparat keamanan. Ketua YLBHI, Muhammad Isnur, mengatakan kejadian itu dialami penggemar klub sepak bola Arema atau Aremania dan warga sekitar lokasi kejadian.

“Kami menilai ini sebagai upaya pembungkaman terhadap upaya saksi untuk menjelaskan kebenaran Tragedi Kemanusiaan yang menelan ratusan jiwa tersebut,” kata Isnur dikonfirmasi, Kamis (6/10/2022).

YLBHI, LBH Pos Malang, dan LBH Surabaya, mencatat informasi itu dari pengaduan dan pemantauan media. Isnur mencatat sedikitnya 4 hal. Pertama, ada pedagang yang takut ketika bertemu dengan jurnalis dari stasiun tv karena sebelumnya ada pedagang yang dijemput aparat keamanan karena memberikan keterangan terhadap jurnalis.

Tags:

Berita Terkait